Kabur, 5 Napi Gergaji Pintu LP Biaro

ilustrasi
AGAM, METRO–Dingin dan pengapnya suasana di dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II A Bukittinggi di Biaro, Kabupaten Agam, membuat Lima orang warga binaan berstatus Narapidana (napi) berbuat nekat melarikan diri.
Lima terpidana kabur dengan cara menggergaji kunci pintu kamar di Blok C sekitar pukul 03.15 WIB, Rabu (30/12). Usai menggergaji kunci, kelimanya memanjat dinding tembok menggunakan kain sarung. Ketahuannya lima napi ini melarikan diri, setelah sebagian besar warga binaan di Blok C tersebut heboh memanggil petugas.
Berdasarkan pantauan POSMETRO di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II A Bukittinggi di Biaro, Kabupaten Agam, kunci pintu kamar nomor 5 tersebut sudah putus dan ada bekas dipotong pakai gergaji besi. Kebetulan yang lima orang kabur ini berada di kamar bagian luar, sebab kamar yang di dalam sudah penuh dan over kapasitas yaitu dihuni 12 orang napi.
Dari keterangan Kalapas Klas II A Bukittinggi Tomi, peristiwa tersebut, dimana pada hari kejadian, petugas Jaga Wisma Melati Blok C mendengar tahanan yang ada di Blok C berteriak tentang adanya tahanan yang kabur. Namun, karena keterbatasan petugas, sipir yang ada tidak bisa berbuat banyak dan bukan tidak mungkin kalau terdesak, bisa saja napi itu berbuat nekat dengan menyerang petugas.
Ternyata lima orang ini sudah merencanakan dengan masak untuk kabur, sebab setelah berhasil keluar dari kamar nomor 5 itu, lima napi ini langsung memanjat pagar besi wisma melati itu menggunakan kain sarung. Selanjutnya, lima napi itu langsung memanjat pagar tembok sebelah timur, tetap menggunakan kain sarung. Terlihar jejak kaki yang berlumpur menempel di dinding itu. Untuk melancarkan jalan, lima napi ini juga membengkokkan besi kawat berduri serta memutuskan kabel lampu di pagar itu.
Kabar tentang kaburnya tahanan tersebut langsung cepat menyebar dan pihak Polres Bukittinggi se jajaran langsung melakukan pencarian dan patroli serta menutup akses keluar. Sesuai data, kalau ke lima napi kabur ini merupakan titipan dari Pasaman, Kota Payakumbuh dan Padang. Kelima napi yang kabur tersebut sama-sama terjerat kasus narkoba dan harus menjalani hukuman yang berfariasi.
Kalapas menjelaskan, kalau kaburnya lima napi ini juga terkait dengan minimnya tenaga pengamanan dan kondisi LP sendiri. ”Setelah kita mendapat kabar tentang adanya napi yang kabur, kita langsung memberitahu pihak Polsek dan Polres Bukittinggi untuk meminta bantuan. Selama tahun 2015 ini, sudah tiga kasus napi yang berhasil kabur dengan jumlah delapan orang,” terang Tomi. (wan)

Exit mobile version