Empat pasangan ilegal yang terjaring dalam razia pekat oleh Tim Pekat Bukittinggi pada Sabtu (8/8) malam.
BUKITTINGGI, METRO– Tengah asyik berpelukan dengan pasangan lelakinya, seorang wakun (wanita berjakun, red) yang kerap mangkal di dalam terminal Tipe C (Wowo) berusaha lari tunggang langgang saat petugas Satpol PP mendatangi lokasi tersebut Minggu (9/8) dini hari. Sementara, seorang bencong lagi berhasil diciduk tanpa perlawanan karena tidak bisa melarikan diri.
Tertangkapnya wakun ini adalah hasil dari razia yang digelar oleh personel Satpol PP Bukittinggi terkait maraknya aktivitas para bencong di lokasi tersebut dan sudah meresahkan warga. Selain itu, lokasi ini juga kerap dijadikan sebagai tempat mesum oleh para kawula muda di Bukittinggi.
Saat personel gabungan tersebut mengarah ke dalam terminal Tipe C itu, satu orang wakun itu sedang melayani seorang pria dan satunya sedang menunggu pelanggan. Mengetahui kedatangan petugas, seorang pria yang sedang bepelukan dengan bencong tersebut langsung kabur, sedangkan dua orang manusia setengah jadi ini langsung diamankan ke Satpol PP untuk didata dan dibina.
Sebelumnya, pada Sabtu (8/8) malam di sejumlah tempat hiburan dan penginapan, petugas juga berhasil mengamankan empat pasang berhasil diamankan oleh petugas dalam sejumlah penginapan. Pasalnya, Bukittinggi masih rawan terjadinya hal-hal yang berbau maksiat dengan banyaknya kafe yang buka sampai larut malam, serta banyaknya hotel kelas melati.
Sasaran pertama, tim langsung bergerak merazia Hotel Sumatera yang langsung meminta jumlah tamu pada petugas di resepsionis. Ternyata, dari sekian banyak tamu, ada satu pasang di dalam kamar yang mengaku suami isteri, tapi tidak bisa menunjukkan identitas yang sah. Maka untuk menjalani pemeriksaan, pasangan ini langsung diamankan dibawa ke Satpol PP Bukittinggi.
Begitu juga dengan Hotel Sari yang ada di jalan Yos Sudarso Bukittinggi, karena sesuai dengan informasi ada satu pasang yang masuk ke dalam hotel dengan sikap mencurigakan. Petugas juga menemukan satu pasang di dalam hotel yang sering menjadi sasarran setiap diadakan razia. Kemudian, memasuki kawasan Kampung Cina (Jalan A Yani), petugas yang langsung merazia dua hotel kelas melati yang berdekatan, yaitu Hotel Tigo Balai dan Hotel Dahlia.
Pada masing-masing hotel ini, juga ditemukan satu pasangan sedang check in di hotel dan tidak bisa menunjukkan identitas yang sah. Berada di dekat simpang Tembok Bukittinggi, petugas juga meraziai cafe yang ada di tempat itu dan menemukan satu orang pengunjung wanita yang tidak memiliki identitas (KTP) dan juga dibawa ke Satpol PP untuk didata dan diperiksa.
Lokasi yang sering menjadi sorotan masyarakat dan menjadi sasaran razia tim pekat yaitu seputaran jalan Bypass sekitar makam pahlawan di Gulai Bancah. Ketika mengetahui kedatangan polisi, anak-anak muda yang menaiki kendaraan dengan suara knalpot memekakkan telinga langsung kabur. Di sana, petugas mendapati tiga pemuda tanggung dan langsung dinaikan ke truk Dalmas Satpol PP untuk didata dan membuat pernyataan.
Berdasarkan pantauan POSMETRO, razia malam itu yang dimulai sekitar pukul 23.00 WIB dengan melibatkan tim gabungan dari Satpol PP, TNI, Polri dan Sub Den Pom serta beberapa pihak lain langsung bergerak ke tempat-tempat rawan terjadinya hal-hal yang berbau penyakit masyarakat (pekat).
Kasat Pol PP Bukittinggi, Syafnir yang ditemui usai razia menjelaskan, Tim Pekat Bukittinggi sudah membuat komitmen untuk melakukan razia terhadap pekat secara rutin. Razia ini digelar sebagai agenda rutin untuk menciptakan Kota Bukittinggi yang bersih dari hal-hal yang negatif serta maksiat.
”Kita dari tim akan lebih memperbanyak razia anti maksiat atau hal-hal yang
berbau pekat untuk menciptakan Bukittinggi aman dari segala perbuatan yang melanggar norma atau tindakan lainnya,” ucapnya.
Bukan tidak berdasar, sebab sudah banyak pengaduan dari masyarakat kepada Satpol PP, salah satunya adalah keberadaan bencong tersebut. ”Kepada empat pasangan yang terjaring tersebut, kita akan data dan membuat surat pernyataan, termasuk pada dua orang bencong yang mengaku baru satu bulan beroperasi di Bukittinggi tersebut,” tandas Syafnir. (wan)