Sadis! Begal Bantai Penjaga Kebun di Dharmasraya

Petugas medis RSUD Sungaidareh memeriksa kondisi Sumedi (54), warga Kompleks Perkebunan Balitan, Jorong Bungo Tanjuang, Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung, yang tewas dibantai kawanan begal, Rabu (04/11/2015) siang.
DHARMASRAYA, METRO–Aksi begal yang beraksi di Dharmasraya, kian hari semakin sadis. Tak sekadar merampok barang berharga, pelaku juga melukai korbannya. Terakhir, yang jadi korban adalah Sumedi (54). Pria yang sehari-hari menjaga kebun itu dibantai, hingga lehernya nyaris putus. Setelah mati, lalu dibuang ke dalam selokan.
Ketika ditemukan, kondisi Sumedi yang hanya pekerja serabutan sangat tragis. Lehernya nyaris putus, dan tertelungkup di selokan yang ada di depan rumahnya, Komplek Perkebunan Balitan, Jorong Bungo Tanjuang, Nagari Gunung Medan, Kecamatan Sitiung. Jasad Sumedi, pertama ditemukan anaknya Biantoro (26). ”Korban digorok. Lehernya nyaris putus,” terang Kapolres Dharmasraya AKBP M Iwan Mahardan, Rabu (4/11) siang.
Polisi yang datang ke lokasi memastikan, Sumedi korban rampok. Sebab, sepeda motor Honda Revo korban sudah tak ada. Diduga dibawa kabur oleh pelaku yang hingga kini belum diketahui identitasnya. “Korban dibunuh usai dirampok,” tutur Kasatreskrim AKP Lazuardi.
Polisi, menurut Lazuardi kini melakukan penyelidikan dalam kasus dengan nomor laporan LP/204/K/XI/2015 dengan pelapor anak korban Biantoro (26), yang menemukan pertama sekali jasad sang korban. ”Korban ditemukan pukul 08.30 WIB. Biantaro menemukan bapaknya telah terkapar dengan bersimbah darah di selokan, samping rumah korban,” ucap Kasatreskrim.
Melihat kondisi ayahnya yang terkapar dengan darah segar mengucur, Biantoro langsung melaporkan ke Polres Dharmasraya. ”Saat itu juga petugas datang ke lokasi dan melakukan olah TKP. Petugas lalu melarikan korban ke RSUD Sungaidareh untuk dilakukan visum,” lanjut Kasatreskrim.
Sejauh ini, polisi belum mengetahui siapa pelaku pembunuhan tersebut. ”Namun kita akan terus melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Untuk mengetahui siapa pelaku dan apa motif dari pembunuhan tersebut,” tegas Lazuardi.
Sementara anak sulung korban, Susanto (35) sangat terpukul dengan tragedi yang menimpa ayahnya. Dirinya meminta agar polisi dapat sesegera mungkin menangkap pelaku. ”Pelaku harus ditangkap dan dihukum setimpal,” harap Susanto.
Dikatakanya, selama ini ayahnya yang bekerja sebagai tukang serabutan tidak ada masalah dengan siapapun. ”Kami tidak tahu apa motif dari semua ini pak. Apalagi selama kami tinggal di Dharmasraya lebih kurang 4 tahun tidak punya masalah dengan siapapun,” katanya. (hen)

Exit mobile version