Distro Wayoik Disatroni Penipu

PADANGPARIAMAN, METRO–Modus operandi aksi penipuan terhadap karyawan toko mulai berkembang di wilayah hukum Polres Padangpariaman. Tidak tanggung-tanggung, kali ini pelaku yang tengah diuber polisi tersebut menyasar distro brand fashion yang sedang naik daun, Wayoik. Kejadian ini berlangsung pada Minggu (1/11) siang kemarin.
Een, salah seorang karyawan Wayoik kepada POSMETRO mengatakan, siang itu saat kejadian dirinya didatangi seseorang yang mengaku disuruh oleh owner Wayoik untuk menjemput uang hasil penjualan.
”Katanya abang pemilik Wayoik yang menyuruh dia (pelaku, red) mengambil uang untuk membeli token listrik. Saya tidak kenal dia sama sekali,” kata Een.
Een sempat menolak dan bahkan menaruh curiga pada orang yang berbadan tinggi, berkulit gelap dan menggunakan motor Honda Revo tanpa plat nomor polisi itu.
Mendapat penolakan dari Een, si pelaku terus mendesak. Ia bahkan sempat mengucapkan ‘sumpah demi Allah’ segala. Selain itu, pelaku juga tahu dimana membeli token listrik di Pasar Usang, ditambah lagi, lama-kelamaan situasi di lokasi pun lengang, Een jadi takut pada pelaku.
”Lalu saya kasih uang Rp280 ribu. Dia juga meminjam HP saya yang katanya untuk mencatat nomor token yang dibeli,” katanya.
Jadi, selain uang, pelaku juga berhasil menggondol HP Evercross yang baru dibeli Een. Namun, tidak berapa lama, korban baru tersadar dirinya ditipu setelah dia menghubungi Fadli (Owner Wayoik). Ternyata, pengusaha muda ini tidak pernah menyuruh siapapun untuk mengambil uang pada Een untuk membeli token listrik.
”Saya bahkan tidak punya kenalan yang cirinya sesuai dengan ciri pria yang diceritakan itu. Anehnya, kok dia tahu kalau pulsa listrik kami sudah habis dan dia juga tahu tempat beli token di Pasar Usang. Kok dia berani bawa motor tanpa nopol, kayaknya sudah diincar,” kata Fadli kepada POSMETRO.
Hingga saat ini, polisi tengah memburu pelaku yang identitasnya mulai tercium ini. Sejumlah pedagang yang waspada kejadian serupa menimpa usaha mereka juga turut membantu mencari si pelaku yang sudah menjadi public enemy (musuh masyarakat). (efa)

Exit mobile version