Ketua DPR RI Setya Novanto memakai masker saat sidang paripurna.
JAKARTA, METRO–Sidang paripurna penutupan masa sidang I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tahun anggaran 2015, Jumat (30/10) mendadak gaduh.
Sidang dengan agenda pembacaan Rancangan APBN 2016 dan pengesahan Pansus Asap diawali hujan interupsi. Pemicunya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menutup hidung dan mulut dengan masker saat menyanyikan Indonesia Raya di ruang rapat.
Interupsi keras dilontarkan anggota Komisi IX Fraksi NasDem Irma Suryani. Simbolisasi Fahri untuk menyatakan empati kepada bencana asap tak patut ketika menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya.
“Tidak sopan nyanyikan lagu Indonesia Raya pimpinan tutup mulut,” tegasnya.
Wakil Ketua Fraksi NasDem Johnny G Plate menambahkan bahwa masalah asap jangan dijadikan poin politisasi oleh Fahri Hamzah.
”Menjadi lucu dan aneh masalah asap saudara kita susah bernapas, kita bawa sebagai dagelan politik di ruang sidang. Kami kecewa dengan sikap simbolis yang dilakukan. Bahkan lagu kita direndahakan derajatnya,” tutur anggota Komisi XI itu disambut seruan peserta sidang.
Anggota Komisi III Hendriyoso Diningrat menyindir simbol simpati para pimpinan DPR RI tidak cocok. Sebab, kata dia, DPR RI bukanlah LSM yang melakukan hal simbolis.
“Saya minta masker dilepas. Esok kita ada yang bercadar, pakai topi koboi, jangan lakukan hal-hal yang tak patut,” ucapnya lugas.
Sejumlah interupsi itu pun langsung disauti pimpinan sidang paripurna, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan. “Kita kembali pada agenda. Semua maksud, niatannya baik, ” sebutnya.
Ucapan Taufik seakan dibela Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen sekaligus Anggota Komisi I Nurhayati Ali Aseegaf. Kata dia, persoalan masker jangan diributkan.
“Mau pakai masker, mau tidak pakai masker di ruangan ini, mari kita pikirkan saudara kita yang sedang menderita,” tandasnya.
Selain Fahri, semua pimpinan DPR RI mengenakan masker, termasuk Ketua DPR RI Setya Novanto. Tapi mereka tidak tutup mulut dan hidung saat menyanyikan Indonesia Raya. (dna/jpg)