Jasad Korban Kebakaran Tambang Dharmasraya Disambut Isak Tangis

Warga menggotong keranda mayat Toni ke pemakaman, Rabu (28/10/2015). Toni merupakan penambang emas yang tewas dalam aksi pemberangusan lokasi tambang oleh petugas gabungan Polres Dharmasraya beberapa waktu lalu.
SOLOK, METRO–Isak tangis keluarga tak terbendung ketika jenazah Toni (22), korban pembakaran tambang Dharmasraya, dimasukkan ke dalam lahat, Senin, (26/10). Suasana kampung Andaleh, Jorong Galanggang Tangah, Nagari Salayo, Solok, riuh saat raungan sirene ambulan yang membawa jasad korban menjadi perhatian warga sekitar yang spontan ikut memadati kediaman orang tua korban di kawasan Andaleh, jorong Galanggang Tangaah, Nagari Salayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Selasa (27/10).
Usai disemayamkan di rumah orangtuanya dan dishalatkan, sekitar pukul 14.00 WIB, jasad korban diiringi isak-tangis kerabat dan warga sekitar langsung dimakamkan di pandam kuburan keluarganya, Koto Baru. Tak berapa lama berselang, sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan Pemerintah Kabupaten Dharmasyara bersama polisi datang melayat. Tampak hadir rombongan Pemkab Dharmasraya, Kasat Pol PP, Marius, Kepala Kesbangpol Syafrizal Yasin, Kapolsek Sungairumbai Kompol Nasrul Effendi dengan beberapa orang anggota polisi lainnya.
Kepala Kesbangpol Kabupaten Dharmasraya, Syafrizal Yasin mengatakan, sebagai wakil Pimpinan Daerah, dia turut berbelasungkawa atas musibah yang menimpa Toni. ”Kami paham sekali bagaimana pilunya keluarga duka. Sekali lagi, sebagai perwakilan Pimpinan Daerah Kabupaten Dharmasraya, kami mengaturkan ribuan maaf yang sedalam-dalamnya dan turut berduka-cita,” katanya di depan puluhan Niniak-mamak, bundo kanduang di rumah Gadang Dt Mangguang Salayo.
Sementara itu Abdul Rahman Dt Palawan Sati, selaku niniak-mamak Suku Ampek Niniak, berharap, janji-janji yang diucapkan pihak pemerintah tidak sekadar pemanis kata.
Peristiwa yang memilukan bagi keluarga korban ini, memang masih menimbulkan tanda tanya bagi warga sekitar. Apalagi korban tewas secara tragis di lokasi tempat dirinya dan rekan-rekanya yang lain bekerja sebagai penambang.
Bahkan sampai jasad korban dikebumikan, masyarakat masih terlihat ramai di kediaman orang tua korban dan membicarakan peristiwa yang terjadi di Kabupaten Dhamasraya itu.
Berbagai pertanyaan seputar peristiwa yang merenggut korban jiwa itu seakan tidak putus-putusnya mengiringi kepergian korban untuk terakhir kalinya. Maklum korban memang pulang tak menentu semenjak bekerja sebagai penambang di daerah Dhamasraya. Korban bersama istri dan satu orang anaknya memang tinggal di daerah Dhamasraya. Dan menambang merupakan pekerjaan korban untuk menyambung hidup bagi keluarganya. (vko)

Exit mobile version