SOLSEL, METRO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan mengingatkan masyarakat akan potensi gempa bumi berkekuatan hingga 7,4 skala Richter akibat aktivitas Patahan Semangka yang melintasi wilayah tersebut. Peringatan ini merujuk pada data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mencatat dua segmen aktif yaitu, Suliti dan Siulak yang melintasi daerah itu.
“Patahan Semangka melewati Kabupaten Solok Selatan pada segmen Suliti, yang merupakan patahan geser aktif akibat interaksi antara Lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Kondisi ini membuat tanah di wilayah tersebut menjadi labil dan meningkatkan risiko gempa bumi serta longsor,” kata Sekretaris BPBD Solok Selatan, Sonni Patrisia, dalam konferensi pers di Pujasera Muara Labuh, Kamis (9/10/2025).
Konferensi pers tersebut diprakarsai oleh Plt Kepala Dinas Kominfo Solok Selatan, Irwanesa, bersama jajaran Bidang IKP, serta dihadiri oleh Kabid Pencegahan (Mitigasi) dan Kesiapsiagaan BPBD, Nofrialdi, dan sejumlah pejabat terkait.
Sonni menjelaskan, seluruh wilayah di tujuh kecamatan Solok Selatan berpotensi terdampak bencana. Namun, tiga kecamatan yakni Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Sungai Pagu, dan Pauah Duo, berada tepat di atas segmen Suliti sehingga memiliki tingkat kerawanan yang lebih tinggi.
“Dalam catatan sejarah, patahan ini pernah aktif pada tahun 1943. Menurut cerita masyarakat, saat itu air Sungai Batang Suliti tiba-tiba menghilang setelah gempa,” ungkapnya.
Meski belum ada bukti ilmiah atas kejadian tersebut, Sonni menegaskan potensi gempa tetap harus diantisipasi secara serius karena aktivitas patahan bersifat siklikal, dengan siklus gempa antara 25 hingga 100 tahun.
Untuk mengantisipasi risiko bencana, BPBD Solok Selatan telah melakukan berbagai langkah mitigasi, di antaranya sosialisasi kesiapsiagaan, pembentukan Kelompok Siaga Bencana di tingkat nagari, serta penguatan Desa Tangguh Bencana.













