AGAM, METRO–Jumlah korban keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lubuk Basung, Kabupaten Agam terus bertambah sejak Rabu (1/10). Bahkan, Pemkab Agam telah menetapkan kasus keracunan massal ini sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Data terbaru dari Diskominfo Agam pada Kamis (2/10), jumlah korban keracunan naik dari 86 menjadi 110 orang. Para korban merupakan anak=amal dari tingkat TK, SD hingga SMP. Selain itu juga terdapat guru dan keluarga siswa juga jadi korban keracunan MBG.
Sebagian besar korban, sudah diperbolehkan pulang usai mendapatkan perawatan. Namun 31 siswa masih menjalani perawatan intensif. Para korban keracunan itu ditangani di sejumlah fasilitas kesehatan, yakni 24 orang di RSUD Lubuk Basung, 3 orang di RSIA Rizki Bunda, 3 orang di Puskesmas Lubuk Basung, dan 1 orang di Puskesmas Manggopoh.
Bupati Kabupaten Agam, Benni Warlis mengatakan, terhitung hingga Kamis (2/10) siang, terdapat 110 orang anak yang alami keracunan.
“Sampai saat ini 110 orang. Itu ada TK, SD dan SMP,” ujar Benni di Gubernuran Sumbar, Kota Padang, Kamis (2/10).
Ratusan siswa ini, kata Benni, berasal dari berbagai sekolah di Kabupaten Agam. Sebagian anak yang sempat mendapatkan penanganan medis, telah kembali pulang.
“Masih dirawat 31 orang. Mereka dirawat di RS Lubuk Basung. Karena kami tetapkan KLB, seluruh biaya perawatannya ditanggung Pemkab,” ucapnya.
Selain itu, kata Benni Warlis, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah terkait kasus dugaan keracunan akibat program MBG ini. Salah satu langkah, melakukan pengujian terhadap menu MBG yang diduga membuat siswa keracunan pada Rabu 1 Oktober 2025 tersebut.
“Dinas Kesehatan telah mengambil sampel sisa makanan dan sampel simpanan di SPPG, dan saat ini sampel tersebut tengah diuji di laboratorium BPOM,” ungkapnya.
7 SPPG Tak Ada Sertifikat
Benni mengungkapkan terdapat 7 dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak mengantongi sertifikat. Pemerintah Kabupaten Agam telah melapor hal tersebut ke Badan Gizi Nasional (BGN).
“Tidak ada SLHS (sertifikat laik higiene sanitasi) 7 SPPG. Ini kami minta untuk ditutup dulu sementara, ya biar cepat urus ini, kami sudah lapor BGN,” ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Agam, lanjut Benni, akan jemput bola atau memfasilitasi SPPG yang tidak mengantongi SLHS.
“Yang tidak ada SLHS segera diurus. Kami siap memfasilitasi, jemput bola. Ini untuk masyarakat kita. Kami tracking terus,” pangkasnya.
Gubernur Minta SPPG di Nagari Kampung Tangah Dihentikan
Gubernur Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menghentikan sementara operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Nagari Kampung Tangah, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Keputusan itu diambil setelah kasus ratusan pelajar di Agam diduga mengalami keracunan.












