PAYAKUMBUH, METRO–Terbakarnya ratusan toko dan kios di Pasar Bertingkat Blok B Kota Payakumbuh menimbulkan berbagai spekulasi dari berbagai kalangan terkait penyebab kebakaran tersebut. Bahkan, Ikatan Pedagang Pasar Payakumbuh (IP3) menduga adanya unsur kesengajaan, karena serupa sudah berulang dan ini yang ketujuh kalinya.
Sebelumnya tentang waktu tahun 2016-2017 terjadi beberapa kali kebakaran, bahkan dalam satu bulan terjadi empat kali kebakaran. Dari beberapa kali kebakaran itu menghanguskan beberapa petak toko.
Kebakaran tersebut di antaranya terjadi di Blok Timur diduga disebabkan gulungan obat nyamuk yang diletakkan diatas skring, hal itu dilakukan dengan harapan saat obat nyamuk habis akan membakar kabel dan menyebabkan korsleting, berikutnya di blok C terjadi kebakaran di tiga titik, beruntung segera diketahui petugas ronda. Kebakaran berikutnya di Toko Kenalan dan H Yusri yang menghanguskan beberapa petak toko.
“Kebakaran yang terjadi saat ini bukan yang pertama, kebakaran sudah terjadi hingga tujuh kali, ada yang berhasil dicegah petugas ronda, namun ada juga yang sampai menghanguskan petak Toko Pedagang,” sebut Ketua IP3, H Esa Muhardanil didampingi Ady Surya, John Bahar serta belasan anggota IP3 saat mendatangi Balai Wartawan Luak Limapuluh di bekas Kantor Bupati Limapuluh Kota di Pusat Kota Payakumbuh, Selasa (26/8).
Lebih jauh H Esa menjelaskan, dari peristiwa kebakaran sebelumnya sumber api dari bawah, namun saat ini atau kebakaran yang terjadi Selasa (26/8) sumber api disebut berasal dari atas, sehingga petugas ronda atau pedagang sulit mencegah atau memadamkan.
“Kini api dari atas , sehingga tidak bisa kita antisipasi,” tambahnya.
H Esa menuturkan, sebelum kebakaran besar ini terjadi, pada saat Pemerintahan Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi pernah menyampaikan konsep pembangunan pasar.
“Sebelum kejadian ini, Pak Wali Kota Reza (Reza Falepi) pernah menyampaikan konsep pembangunan pasar, pak Wali Kota dulunya mau membuat Pasar Payakumbuh ini delapan tingkat, dan kami minta dibeli dulu toko-toko kami ini oleh Pemda,” jelasnya.
Terkait keinginan pedagang atau IP3 agar Toko Pedagang dibeli oleh Pemerintah agar keinginan Wali Kota Payakumbuh saat itu terwujud, kata H Esa, tidak dikabulkan karena biaya yang dikeluarkan besar.
“Kita meminta dibeli toko kami ini oleh Pemda, kemudian pak Wali (Riza Falepi) menyatakan biayanya terlalu besar. Dan konsep inilah yang dipakai saat sekarang ini,” tegasnya.
Beberapa hari yang lalu menurut H Esa, pihaknya diundang oleh Pemerintah Daerah mengadakan pertemuan bersama konsultan UBH untuk menjelaskan konsep revitalisasi pasar.
“Beberap hari yang lalu sebelum kejadian, kita diundang Pemda untuk menjelaskan konsep revitalisasi pasar. Kepada kami disampaikan konsep pasar, konsep tersebut bagus karena tidak adanya pembangunan pasar, yang ada menata pasar kembali. Tapi Pemda memang menginginkan Pasar ini dibongkar, dibangun baru. Pertemuan ini beberapa hari yang lalu,” rinci H. Esa.
Terkait rencana itu, H Esa menyampaikan kepada Pemerintah Daerah bahwa pihaknya (IP3) tidak menolak pembangunan, tetapi harus diperhatikan kondisi pasar saat ini.













