PADANG, METRO–Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka menemui anak-anak yang menjadi korban pembubaran kegiatan pendidikan agama dan perusakan rumah doa jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang, Rabu (30/7) sekitar pukul 10.53 WIB.
Gibran datang mengunjungi anak-anak yang sedang menjalani program pemulihan trauma di kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang, didampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi, Wakil Gubernur Vasco Ruseimy, Kapolda Irjen Pol Gatot Tri Suryanta, dan Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Mahfud, serta Wali Kota Padang, Fadly Amran.
Kunjungan orang nomor dua di Republik Indonesia ini, berlangsung sekitar 22 menit ini digelar secara tertutup di aula Dinsos Padang. Dalam kesempatan itu, Gibran memerintahkan kepada instansi terkait agar memberikan agar anak-anak tersebut diberi pendampingan untuk pemulihan psikologi hingga tuntas.
Kedatangan Gibran membuat anak-anak jemaat GKSI Padang gembira karena dihibur dan diberikan bingkisan. Salah satu orang tua anak tersebut, Andreas Gulo, mengatakan kedatangan Gibran membuat anak-anak gembira.
“Mereka sangat gembira. Kami sebagai orang tua juga senang sudah dikunjungi dan mendapatkan perhatian dari Pak Wapres,” kata Andreas kepada wartawan di Dinas Sosial Padang, Rabu (30/7).
Usai pertemuan itu, Gibran meninggalkan Dinsos Padang menuju Balai Kota Padang untuk menghadiri agenda dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Padang. Sayangnya, Gibran enggan untuk diwawancarai wartawan dan hanya melambaikan tangan.
Kepala Dinsos Padang Heriza Syafani mengatakan, kunjungan Wapres Gibran untuk melihat langsung kondisi anak-anak pascainsiden pembubaran dan perusakan rumah doa di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah.
“Wapres juga memberikan bantuan ke anak-anak berupa mainan, buku tulis, dan lainnya. Beliau berpesan untuk selalu didampingi proses trauma healing anak-anak ini agar dapat membangkitkan mental mereka untuk belajar kembali. Pastinya perintah beliau akan kita tindaklanjuti,” tutur Heriza
Menurut Heriza, Wapres juga meminta agar petugas merawat anak-anak yang mengalami luka fisik dalam kerusuhan. Pasalnya, ada dua anak perempuan yang mendapat tindak kekerasan dalam kerusuhan itu. Meskipun kondisinya tidak serius, anak-anak itu perlu mendapat perawatan dari Dinas Kesehatan.
“Pemberian trauma healing mulai dilakukan hari ini. Untuk pertemuan pertama, trauma healing diadakan di Aula Dinsos Padang. Selanjutnya, trauma healing diadakan di kantor Camat Koto Tangah. Yang mengikuti trauma healing ada 21 anak usia 5-12 tahun dari total sekitar 30 anak yang ada di rumah doa saat kejadian perusakan rumah doa,” tutur dia.
Heriza mengungkapkan, proses pendampingan psikologi turut ditemani orangtua anak-anak. Terkait trauma healing, psikolog melakukannya dalam tiga kali pertemuan, namun jika belum tuntas akan dilanjutkan hingga tujuh kali pertemuan.












