JAKARTA, METRO–Di awal tahun pelajaran baru 2025/2026, Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) resmi diluncurkan. Lewat KBC tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) menekankan lima poin atau Panca Cinta untuk para siswa. Kurikulum ini lahir dari kegelisahan karena pendidikan cenderung menekankan aspek kognitif.
Peluncuran KBC dilakukan di Asrama Haji Sudiang di Makassar pada Kamis (24/7) malam. Peluncuran dipimpin langsung oleh Menag Nasaruddin Umar. Kelima isi dari Panca Cinta itu adalah Cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, ‘Cinta kepada Diri dan Sesama, ‘Cinta kepada Ilmu Pengetahuan, ‘Cinta kepada Lingkungan, dan ‘Cinta kepada Bangsa serta Negeri.
Nasaruddin dalam pidatonya menegaskan bahwa kurikulum itu lahir dari kegelisahan atas dominasi pendidikan yang hanya berorientasi pada aspek kognitif semata. Menurutnya, cinta adalah bahasa universal yang bisa menjembatani perbedaan dan menyatukan umat manusia dalam harmoni.
“Jangan sampai kita mengajarkan agama, tapi tanpa sadar menanamkan benih kebencian kepada yang berbeda,” katanya. Nasaruddin mengatakan Kurikulum Berbasis Cinta itu adalah upaya menghadirkan titik-titik kesadaran universal dan membangun peradaban dengan cinta sebagai fondasi.
Dia menambahkan bahwa spiritualitas harus kembali menjadi roh pendidikan. Termasuk dalam konteks ekoteologi. Yaitu kesadaran bahwa manusia bukan penguasa atas alam. Melainkan bagian dari sistem kehidupan yang harus dijaga bersama.
“Teologi ini harus melahirkan logos yang berbuah menjadi habit,” katanya. Maka ketika berhasil diwujudkan, akan membentuk generasi yang kuat dalam moral, lembut dalam sikap, dan kokoh dalam kebersamaan.
Dalam kesempatan yang sama Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno mengatakan, lima poin dalam Kurikulum Berbasis Cinta itu menjadi nilai atau kerangka dasar dalam membentuk perilaku dan visi hidup peserta didik. Upaya itu diintegrasikan tidak hanya dalam pelajaran agama. Tetapi lintas mata pelajaran dan jenjang pendidikan.













