PADANG, METRO–Lembaga Sensor Film (LSF) RI, mengadakan acara “Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri” dengan pemutaran film Indonesia berjudul “Assalamualaikum Baitullah” di Bioskop XXI Basko City Mall Kota Padang, Kamis (17/7).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua LSF RI, Naswardi menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi klasifikasi usia saat menonton film. Menurut Naswardi, setiap film yang ditayangkan di bioskop memiliki klasifikasi usia yang ditentukan berdasarkan kandungan materi, adegan, dialog, hingga teks terjemahan. Klasifikasi tersebut dibagi ke dalam kategori untuk semua umur, 13 tahun ke atas, 17 tahun ke atas, dan 21 tahun ke atas.
“Setiap kategori usia memiliki muatan konten yang berbeda. Oleh karena itu, kami mengimbau agar para orang tua, guru, dosen, serta pejabat publik turut memberikan teladan dan mengingatkan kelompok rentan, terutama anak-anak, agar menonton sesuai dengan klasifikasi usia,” ujarnya.
LSF, kata Naswardi, memiliki peran sebagai bagian dari hadirnya negara dalam memberikan literasi kepada masyarakat, baik penonton bioskop, televisi, maupun media daring. Tugas LSF tidak hanya menyensor, tetapi juga meneliti dan menilai kelayakan film sebelum diputar.
Kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri menjadi upaya konkret LSF dalam membangun kesadaran masyarakat agar mampu menyaring sendiri tontonan yang sesuai dengan nilai, norma, dan usia.
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, LSF telah menilai lebih dari 42.000 judul film, baik produksi dalam negeri maupun luar negeri. Film impor yang disensor berasal dari 17 negara, dengan dominasi terbesar dari Amerika Serikat, India, Korea Selatan, Thailand, dan beberapa negara Uni Eropa.
Naswardi menyampaikan kebanggaannya terhadap perkembangan industri film nasional. Untuk pertama kalinya dalam sejarah perfilman Indonesia, jumlah produksi film nasional melebihi jumlah film impor. Hal ini menunjukkan geliat industri film tanah air yang semakin kuat.













