Selanjutnya, Selasa siang (15/7), ungkap Rudi, pihaknya telah mengonfirmasi sebelas penumpang yang dicari telah ditemukan dalam kondisi selamat. Sepuluh penumpang itu terdampar di Dusun Guluk-Guluk, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, sedangkan satu penumpang lagi terdampar di Dusun Mangaungau, Desa Sikakap.
“Para penumpang tersebut berhasil mencapai daratan dengan berenang selama berjam-jam. Ada yang menggunakan life jacket (pelampung), ada yang menggunakan papan dari kapal yang terbalik tersebut,” katanya.
Rudi menuturkan, adapun jarak lokasi kejadian dengan dusun tempat para penumpang ditemukan bervariasi. Rudi menyebut, lokasi kejadian berjarak sekitar 6 nautical mile dari Dusun Mapinang, 10 nautical mile dari Dusun Guluk-Guluk, dan 11-12 nautical mile dari Dusun Mangaungau.
“Semua penumpang dalam kapal itu, antara lain, Peter (operator kapal), Marlon Saragi, Nensyah Niningtias, Emilia Contesa, Marhan Saleleubaja, Gunawan Toroi, operator kapal (nama belum diketahui), Simbeksin, Kevin, Viktor, Wike, Sudarmono, Adolf Sakerebau, Isar Taileleu, Tesa, Roroi, Wita, dan Guntur Saleleubaja,” tutur dia.
Terpisah, Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardana menjelaskan, rombongan kapal bupati dan rombongan kapal DPKP itu sama-sama hendak berangkat ke Tuapejat, setelah kunjungan dinas di Sikakap, Senin pagi. Namun, kapal DPKP berangkat duluan sekitar pukul 07.30 WIB. Cuaca pagi itu hujan badai.
Kapal Motor Teluk Mego yang ditumpangi bupati dan rombongan berangkat setengah jam kemudian, lalu berpapasan dengan kapal DPKP dan kondisinya masih baik. Bupati berencana hendak berjumpa kembali dengan rombongan DPKP di penyeberangan antara Pulau Pagai Utara dan Pulau Sipora.
Akan tetapi, kapal DPKP hendak menjemput dua orang di dusun sekitar. Kapal bupati pun berangkat duluan menyeberang ke Pulau Sipora agar tidak terjebak badai. Rombongan bupati sempat menunggu di tanjung bagian selatan Pulau Sipora.
“Selama hampir satu jam menunggu, kapal DPKP tidak kunjung menyusul. Sementara itu, cuaca mulai gelap dan Pulau Pagai Utara tak terlihat lagi dari selatan Pulau Sipora. Karena kondisi gelombang tinggi dan penumpang kapal mulai muntah-muntah, kami putuskan melanjutkan perjalanan sampai Dermaga Sioban dan melanjutkan perjalanan via darat (ke Tuapejat),” kata Rinto.
Rombongan bupati kemudian terjebak banjir di Desa Saureinu dan fokus mengatasi banjir di sana. Saat fokus itu, Rinto mendapat informasi ada kapal terbalik dari Kepala Dusun Mapinang. (*)













