“Namun demikian, karena ini banyak terjadi di ranah privat, ini agak sulit dideteksi, meskipun tetap masih bisa. Sehingga yang paling penting di luar melakukan take down adalah edukasi yang masif,” jelas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Arifah Fauzi, ikut menekankan bahwa cyber bullying masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
“Sesuai dengan hasil survei yang kami lakukan, Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja, satu dari dua anak di Indonesia pernah mengalami kekerasan dan yang paling banyak adalah kekerasan emosional,” tukas Arifah.
Dia pun berharap hadirnya film ini bisa menekan angka cyberbullying menjadi lebih rendah lagi.
“Jadi film ini mudah-mudahan memberikan kesadaran kepada semua pihak bahwa bullying itu tidak boleh ada lagi dimanapun, kapapun, oleh siapapun,” tegas dia. (jpg)














