Disbuntanhor Sumbar saat ini mempunyai brigade alsintan di Kota Padang dan Bukittinggi. Febrina mengatakan, pihaknya membuka kerja sama menyediakan alat-alat brigade alinstan di masing masing kabupaten kota.
“Untuk membantu percepatan pengolahan lahan, kami sediakan brigade alsintan yang dapat dipinjam secara gratis oleh kelompok tani. Layanan ini sangat membantu kelompok tani yang belum memiliki alsintan sendiri agar dapat melaksanakan pengolahan lahan secara efisien dan tepat waktu,” tambahnya.
Disbuntanhor Sumbar juga menyediakan benih bermutu melalui Balai Benih Induk (BBI). “Kita juga ada penangkar yang sediakan benih induknya. Untuk memastikan penyediaan benih berkualitas, kita juga lakukan sertifikasi melalui UPTD di Bukittinggi. Termasuk sertifikasi tanaman pangan dan holtikultura,” terangnya.
Sertifikasi benih melalui UPTD teknis bertujuan memastikan mutu dan legalitas benih yang digunakan petani, sehingga produktivitas dan hasil panen terjamin kualitasnya.
Terakhir, Disbuntanhor Sumbar juga melaksanakan peningkatan kapasitas SDM pendamping (penyuluh) dan pelaku petani. Peningkatan kapasitas SDM ini dilakukan melalui Balai Pelatihan Pertanian (BPP), dengan melaksanakan sekolah lapangan, bimbingan teknis (bimtek) dan sejenisnya.
“BPP kami jadikan pusat pengembangan kapasitas petani dan petugas secara berkelanjutan. Sehingga petani dapat mengadopsi teknologi modern dan praktik budidaya terbaik, serta mampu mengelola usaha tani lebih profesional dan berdaya saing,” harapnya.
Sawah Pokok Murah
Disbuntanhor Sumbar juga terus mendorong penerapan inovasi teknologi di sektor pertanian melalui program Sawah Pokok Murah. Program ini sedang memasuki tahap uji coba di tiga lokasi berbeda, yakni Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman dan Solok Selatan.
Febrina menjelaskan, program ini memberikan solusi pertanian berbasis teknologi yang efisien dan murah bagi petani sawah. Teknologi yang digunakan memiliki teknik berbeda-beda, menyesuaikan dengan karakteristik lahan di masing-masing daerah.
“Beberapa masyarakat sudah mencoba teknologi ini. Ada yang berhasil, dan ada yang belum berhasil, karena tekniknya berbeda-beda dan perlu adaptasi di lapangan,” ungkap Febrina.
“Jika uji coba ini menunjukkan hasil positif dan sesuai dengan harapan, maka bukan tidak mungkin program Sawah Pokok Murah akan diperluas ke daerah-daerah lainnya,” tambah Febrina.
Program ini diharapkan dapat menjadi terobosan nyata menjawab tantangan pertanian modern, sekaligus mendorong peningkatan produksi pangan lokal melalui pendekatan teknologi yang terjangkau dan aplikatif bagi petani.
Sementara, Kepala Dinas Kominfotik Sumbar, Siti Aisyah mengatakan, sektor pertanian sangat penting dalam pembangunan di Sumbar. Apalagi sektor ini menjadi salah satu progul Pemprov Sumbar. Karena itu melalui media, perlu disampaikan kepada masyarakat program-program yang dilaksanakan di sektor ini.
Selain sektor pertanian, Siti Aisyah mengatakan, pihaknya juga akan mempublikasikan sektor dan bidang pembangunan lainnya. Karena itu dirinya memandang peran media sangat penting dalam menyebarluaskan informasi terhadap program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Pemprov Sumbar. (fan/adv)













