JAKARTA, METRO–Sejumlah warga menyampaikan harapannya terhadap Korlantas Polri seiring dengan peringatan Hari Bhayangkara ke-79. Masyrakat berharap pelayanan Polri, terutama dalam aspek lalu lintas semakin baik ke depannya.
Warga mendorong perlunya budaya pelayanan yang lebih ramah dan proaktif. Aspirasi ini dirangkum dalam satu usulan jargon “Polantas Menyapa”.
Jargon ini bukan sekadar simbol, melainkan cerminan harapan masyarakat agar setiap petugas polisi lalu lintas benar-benar hadir sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan yang humanis. Sehingga, tugas anggota polisi tidak sebatas melakukan penegekan hukum di jalan raya, namun membantu masyarakat.
“Kami ingin ada perubahan dari cara-cara lama. Polantas itu bukan hanya penegak hukum, tapi juga wajah pertama kepolisian yang bertemu langsung dengan rakyat. Maka perlu budaya ‘menyapa’ yang menunjukkan kedekatan dan kepedulian,” ujar seorang pengemudi ojek daring, Dwi di Jakarta, Sabtu (28/6).
Masyarakat juga menilai penerapan teknologi dalam pelayanan sudah mengarah ke jalur yang benar. Seperti ETLE, SIM Online, dan modernisasi sistem pengawasan lalu lintas. Namun, kemajuan teknologi harus dibarengi dengan reformasi budaya pelayanan di lapangan.
Harapan yang disampaikan antara lain; Pertama, “Polantas Menyapa” dijadikan moto resmi pelayanan di lapangan, sebagai simbol kedekatan dan keramahan. Kedua, dibangun budaya komunikasi yang santun dan empatik dalam setiap interaksi petugas dengan masyarakat.
Ketiga, ditingkatkannya pelatihan pelayanan publik bagi anggota, terutama di pos jaga, lokasi tilang, dan kantor pelayanan SIM. Keempat, petugas hadir tidak hanya saat razia, tetapi juga aktif menyapa, mengarahkan, dan memberi edukasi lalu lintas. Kelima, disediakan kanal umpan balik publik yang terbuka terhadap program tersebut.













