JAKARTA, METRO–DPP PDI Perjuangan menggelar upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka Peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (1/6). Upacara ini diikuti sejumlah elite PDIP hingga para kader partai politik berlambang banteng.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menjadi Inspektur Upacara dalam momen peringatan Hari Pancasila. Dalam amanatnya saat upacara internal partai, Djarot menegaskan bahwa Bung Karno bukanlah milik eksklusif PDIP, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia, bahkan pemikiran-pemikirannya telah diakui dunia.
“Bulan Juni bukan hanya bersejarah bagi PDIP, tapi juga bagi bangsa Indonesia, bahkan bagi dunia,” kata Djarot saat menyampaikan amanat dalam Peringatan Hari Lahir Pancasila.
Djarot menekankan, bulan Juni merupakan bulan yang sangat identik dengan Bung Karno. Sebab, Presiden pertama Soekarno lahir dan wafat pada bulan Juni.
“Bulan Juni ini adalah Bulan Bung Karno. 1 Juni memperingati Hari Lahir Pancasila, 6 Juni beliau dilahirkan di Kota Surabaya, dan 21 Juni Bung Karno wafat meninggalkan kita semua. Maka, bulan Juni menjadi momentum refleksi kebangsaan,” ucap Djarot.
Menurut Djarot, Bung Karno telah mewariskan fondasi penting bagi Indonesia, yakni Pancasila. Menurutnya, Pancasila mampu menyatukan bangsa Indonesia.
“Kelak, ketika Indonesia merdeka, harus berdasarkan pada Pancasila, karena beliau yakin Pancasila dapat menyatukan kita semua. Hari ini kita memperingati Hari Lahir Pancasila yang ke-80 secara resmi yang diakui pemerintah,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Djarot juga menyinggung sejarah bangsa yang sempat dibelokkan oleh rezim Orde Baru. Ia mengingatkan akan pentingnya mengingat sejarah sebagai bagian dari jati diri bangsa.
“Sejarah yang dibelokkan oleh rezim Orde Baru telah menentukan jalannya sendiri. Bukankah Bung Karno pernah berpesan bahwa kita jangan sekali-kali melupakan sejarah?” tegasnya.
















