LIGA Champions Eropa musim 2024/2025 akhirnya memasuki partai puncak dimana dua tim yakni Paris Saint-Germain dan Inter Milan akan saling sikut untuk meraih trofi Si Kuping Lebar, di Stadion Allianz Arena, Munich, Jerman, Minggu (1/6) pukul 02.00 WIB.
Duel ini menjadi pertandingan sengit dua tim yang memiliki permainan kolektif melawan tim yang memiliki pertahanan rapat. PSG yang mengusung permainan kolektif tampil produktif musim ini. Mereka mampu mencetak rata-rata 2,54 gol per laga. Inter Milan juga tidak kalah impresif. Tim ini dikenal memiliki pertahanan rapat dengan serangan balik mematikan.
Paris Saint-Germain yang pernah gagal ketika final 2020, kini memiliki harapan baru. Bersama pelatih Luis Enrique skuad Les Parisiens terbukti mampu melewati sejumlah lawan tangguh termasuk Liverpool dan Arsenal.
Di sisi lain, Inter Milan juga datang dengan kepercayaan diri. Nerazzurri punya bekal konsistensi, yakni hanya 1 kali kalah dalam ajang UCL 2024/2025. Inter berhasil melewati lawan berat seperti Bayern dan Barcelona. Kini tim besutan Simone Inzaghi hendak menebus kegagalan di final 2023.
Les Parisiens tentu berambisi meraih hasil lebih baik ketimbang final 2020, ketika mereka kalah di tangan Bayern München.
Sementara itu, Inter Milan yang sudah mengoleksi 3 gelar UCL ingin mengulangi trofi terbaru mereka pada edisi 2010. Sebaliknya Nerazzurri tak ingin final 2023 terulang, saat kalah di tangan Manchester City.
PSG melalui Liga Champions 2024/2025 dengan perjuangan keras. Mereka hanya bisa finis peringkat 15 di fase liga. PSG kemudian bangkit dengan menang agregat 10-0 atas Brest di babak playoff.
Selepas itu Les Parisiens menyingkirkan Liverpool lewat adu penalti. Menang atas Aston Villa di perempat final. Kemudian melewati Arsenal di semifinal.
Pelatih Luis Enrique mengungkapkan bahwa final UCL 2024/2025 bakal jadi momen spesial. Ia mengaku tak ada persiapan khusus, dan hanya menghendaki skuadnya fokus.
“Final Liga Champions akan menjadi momen spesial bagi semua orang. Tidak ada persiapan khusus,” ujar Luis Enrique dikutip dari Reuters.
“Kami harus siap menghadapi tekanan besar, dan kami harus mempersiapkan diri dengan cara terbaik. Tidak mudah mengelola semua yang terjadi di sekitar tim,” imbuhnya.
Di kubu seberang, dalam ajang UCL musim ini Inter Milan muncul sebagai salah satu tim paling konsisten di fase liga.
Nerazzurri tercatat hanya 1 kali kalah dari Bayer Leverkusen, hanya kebobolan 1 gol sepanjang fase liga. Kemudian di fase gugur, skuad Simone Inzaghi tampil kian baik. Inter menyingkirkan Feyenoord, melewati Bayern di babak 8 besar, lalu melewati Barcelona lewat laga sengit 7 gol di semifinal.
PSG menjadi tim asal Prancis ke-3 yang sanggup menembus final UCL lebih dari sekali. Sebelumnya sudah ada Stade de Reims dan Marseille. PSG menang 9 kali dalam 11 laga terakhir. Ini menjadi bekal bagus jelang final menghadapi Inter.

















