JAKARTA, METRO–Dalam nuansa peringatan Kenaikan Yesus Kristus, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyuarakan perdamaian di Papua.
PGI menekankan bahwa mewujudkan perdamaian di Papua tidak bisa hanya dengan pendekatan kekerasan. Tetapi juga bisa diupayakan lewat duduk bersama untuk berdialog.
Pesan tersebut disampaikan Sekretaris Umum PGI Pdt. Darwin Darmawan. Dia mengatakan gereja juga mempunyai tugas untuk menciptakan perdamaian.
“Gereja tidak melulu bicara soal surga. Tetapi juga menjadi bagian penting untuk menjawab persoalan yang dihadapi umat,” katanya di sela paparan persiapan puncak HUT ke-75 PGI di kantornya pada Rabu (28/5).
Dalam konteks gereja di Indonesia, di antaranya adalah mewujudkan perdamaian di Papua. Darwin mengatakan, kekerasan akan selalu melahirkan kekerasan. Kondisi itu yang dia sebut sebagai lingkaran kekerasan.
“Kalau mata diganti mata orang bisa buta. Gigi ganti gigi, bisa ompong. Kita bales-balesan tidak ada habisnya,” tuturnya.
Menurut Darwin, selama ini pemerintah Indonesia cenderung berpikir bahwa gerakan pembebasan Papua atau OPM itu melakukan kekerasan. Sehingga dibalas dengan pendekatan militeristik atau keamanan. Menurut dia jika pendekatannya seperti itu, maka tidak akan ada habisnya.
Untuk itu PGI berharap kedua belah pihak bisa saling duduk bersama untuk berdialog. Sebagai satu keluarga besar Indonesia. Mereka juga sama-sama warga Indonesia. “Mestinya jalan dialog dan damai yang dikedepankan,” katanya.
Sementara itu terkait peringatan Kenaikan Yesus Kristus 2025, PGI menyampaikan sejumlah pesan untuk umatnya. Di antaranya adalah menjaga semangat keadilan.
















