JAKARTA, METRO–Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyampaikan perkembangan dari pembekuan sementara layanan World yang mengharuskan anggotanya untuk memindai retina mata demi mendapatkan sejumlah uang.
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, mengatakan, pihaknya telah memanggil perwakilan Tools for Humanity selaku pendiri layanan World di Indonesia pada Rabu (7/5) kemarin.
“Kami telah melakukan pemanggilan dan klarifikasi dengan perwakilan Tools for Humanity (TFH) yang menaungi tiga layanan word pada Rabu (7/5) kemarin, untuk meminta penjelasan mendalam atas berbagai aspek operasional dan kepatuhan hukum atas layanan World App, WorldCoin, dan World ID,” kata Sabar di Kantor Komdigi, Jumat (9/5).
Saat itu, terdapat sejumlah poin yang dibahas, diantaranya yakni pertemuan yang meliputi alur bisnis dan ekosistem produk dari TFH, penilaian atas kepatuhan TFH terhadap regulasi perlindungan data pribadi di Indonesia, serta praktik pemberian insentif finansial dalam pengumpulan data pribadi.
“Termasuk pembahasan tentang keamanan data biometrik pengguna, khususnya pengumpulan data retina dan retina pod, dan kepatuhan terhadap kewajiban registrasi sebagai PSE atau Penyelenggara Sistem Elektronik,” ungkap dia.
Saat diperiksa, TFH mengungkapkan bahwa perusahaan telah mengumpulkan lebih dari 500 ribu retina dan retina pod pengguna di Indonesia.