JAKARTA, METRO–Tidak hanya menjangkiti masyarakat umum, judi online (judol) juga menjerat prajurit TNI. Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI tidak menampik ada prajurit TNI yang terjerat judol. Untuk itu, mereka melakukan sejumlah langkah. Mulai penyuluhan sampai razia gadget.
Komandan Puspom TNI Mayjen TNI Yusri Nuryanto menyampaikan bahwa judol adalah salah satu ancaman nyata yang sudah ada di depan mata. Ancaman tersebut bersifat masif karena saat ini kemajuan zaman sudah tidak bisa dibendung. Yang harus mereka lakukan adalah pencegahan dan penguatan para prajurit.
“Terutama terkait dengan judol ya, dimana judol sudah cukup masif di masyarakat maupun di TNI sendiri. Tapi, di TNI sendiri sudah kami tindak lanjuti. Dalam arti pelaku-pelaku judol ini sudah kami berikan sanksi kepada mereka,” kata dia.
Saat ini, TNI memiliki empat satuan tugas. Salah satunya Satgas Judol. Sementara tiga lainnya Satgas Narkoba, Satgas Penyelundupan, dan Satgas Korupsi. Empat satgas tersebut dibentuk sejak November tahun lalu dan sudah bekerja untuk menindak setiap pelanggaran hukum oleh prajurit.
“Sudah kami lakukan dan kami sudah ada beberapa kegiatan yang membuahkan hasil. Untuk langkah-langkah ke depan terkait dengan pencegahan yang dilakukan oleh oknum TNI yang melakukan tindak pidana, dari Polisi Militer TNI adalah memberikan semacam penyuluhan,” terang Yusri.
Penyuluhan tersebut dilaksanakan di satuan-satuan TNI yang ada di daerah. Kemudian melibatkan para komandan satuan. Tujuannya Untuk memberikan pencerahan dan mengingatkan para prajurit agar tidak melakukan pelanggaran hukum.
“Karena bagaimanapun namanya prajurit tetap manusia. Dimana dengan generasi sekarang ini mereka lebih cenderung aktif dengan gadget-nya, dimana gadget itu sering di sana kan banyak aplikasi-aplikasi seperti MiChat ya kan. Kemudian untuk istilahnya aplikasi judol itu kan mudah (diakses),” imbuhnya.
Untuk itu, tidak hanya sampai penyuluhan, Puspom TNI juga mengambil sejumlah langkah aktif. Termasuk diantaranya dengan melakukan razia gadget milik para prajurit. Bukan untuk menyentuh ranah privat, melainkan demi memastikan mereka tidak terjerat hal-hal negatif di media sosial atau ruang internet.
“Sehingga kedepan kami akan senantiasa memberikan semacam pengarahan. Kemudian juga kami memberikan semacam razia, razia gadget ini. Untuk melihat apakah di dalam ini ada aplikasi-aplikasi yang tidak seharusnya ada di gadget tersebut,” jelasnya. (jpg)
















