JAKARTA, METRO–Seruan pemerintah supaya masyarakat tidak nekat berhaji tanpa visa haji resmi ternyata belum efektif. Pasalnya masih ditemukan rombongan jaÂmaah yang nekat berhaji tanpa visa haji resmi.
Bahkan sebagian diantaranya ada yang lolos sampai Arab Saudi. Namun tetap saja tidak bisa masuk Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Untuk kasus di dalam negeri, berhasil dicegah oleh jajaran Polres Bandara Soekarno-Hatta. Total ada 71 orang jamaah yang akan berhaji, tapi tidak menggunakan visa resmi.
Berikutnya petugas haji Indonesia di Saudi, menerima laporan 30 orang WNI tiba di Jeddah untuk berhaji. Sayangnya rombongan dari Madura ini tidak bisa berangkat ke Makkah.
Pasalnya mereka ke Saudi menggunakan visa ziarah. Saat dilakukan pendalaman, mereka sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 150 juta per orang. Saat digali lebih dalam lagi, mereka tidak menyampaikan nama travel atau orang yang memberangkatkan.
Mereka tiba di bandara Jeddah dengan membawa koper warna biru layaknya jamaah haji. Mereka bukan jamaah umrah, karena pihak Saudi sudah menutup penerbitan visa umrah.
Kasus tersebut menjadi perhatian Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji Mochammad Irfan Yusuf. Dia kembali mengingatkan pemerintah Arab Saudi saat ini sedang serius menÂcegah masuknya jamaah nonÂvisa haji.
Jadi, dia kembali mengÂimÂbau masyarakat untuk hati-hati ketika ada tawaran haji tanpa antre. “MeÂreka itu kan orang-orang yang sangat lugu. Mereka nggak ngerti ini (prosedurnya) benar apa nggak,” kata dia.
Irfan mengatakan, jaÂmaah yang berhasil diamankan petugas itu adalah korban. Mereka bukan pelaku kejahatan. Karena paÂda dasarnya orang-orang itu ingin berhaji, hanya saja belum terlalu paham proÂseÂdurnya.
Dia mengatakan, kuota haji resmi yang bersifat G to G (goverment to goverment) adalah haji reguler dan haji khusus. Tahun ini jumlahnya 221 ribu.

















