Ke depan, Wamen Helvi melanjutkan, hal yang perlu dilakukan adalah menjaga dan meningkatkan kualitas penyaluran dengan mempertimbangkan karakteristik geografis di Sumatera, di mana mayoritas nasabah KUR merupakan petani dan nelayan. “Khusus Sumbar, “DNA” orang Minang itu adalah pengusa ataupelaku UMKM,” katanya.
“Saya berharap Rakor yang kita laksanakan hari ini akan menghasilkan percepatan penyaluran KUR baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga mampu mendorong KUR sebagai katalisator pengembangan UMKM di Indonesia, khususnya pengusaha UMKM di Regional Sumatera,” katanya.
Sebagai infomasi, penyaluran lima terbesar KUR Regional Sumatera yaitu Provinsi Sumatra Utara (Rp3,8 triliun), Lampung (Rp2,5 triliun), Sumatra Selatan (Rp2,2 triliun), Riau (Rp2,2 triliun), dan Sumatra Barat (Rp1,9 triliun).
“Kami juga mengapresiasi sebagian besar bank penyalur di regional Sumatra telah mencapai target penyaluran 60 persen ke sektor produksi,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Wamen mengapresiasi Bank Nagari yang NPL-nya nol persen hingga Maret 2025.
Direktur Utama Bank Nagari, Gusti Candra menyebutkan, penyaluran KUR sepanjang tahun 2024 sebesar Rp1,92 triliun.
Penyaluran KUR tersebut terdiri dari penyaluran KUR Konvensional sebesar Rp1,53 triliun kepada 7.884 debitur, dan penyaluran KUR Syariah sebesar Rp394,70 miliar kepada 2.655 debitur. Selain itu, penyaluran KUR Marandang tahun 2024 mencapai Rp18,51 milliar yang diberikan kepada 1.889 debitur. (*)
















