JAKARTA, METRO–Rencana pemerintah Indonesia mengevakuasi seribu warga Gaza ke Indonesia memicu polemik di masyarakat. Ada kelompok yang setuju, ada juga menolak. Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap pro-kontra itu tidak sampai menyurutkan dukungan untuk kemerdekaan Palestina.
Pesan tersebut disampaikan Sekjen MUI AmirÂsyah Tambunan. Dia mengatakan rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi seribu warga Gaza memicu polemik. Meskipun yang didatangkan nanti adalah anak-anak kecil dan perempuan korban serangan Israel di sana. Setelah menjalani peraÂwatan, mereka dipulangkan ke Gaza.
Amirsyah memaklumi rencana kemanusiaan Prabowo itu berpolemik. Pasalnya di pihak lain ada negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang ingin mengeluarkan semua warga Gaza.
“Wacana tersebut saat ini menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat Indonesia. Termasuk di kalangan internal umat Islam karena beriringan dengan ide relokasi yang diwacanakan oleh Presiden Donald Trump,” kata Amirsyah dalam keterangannya Jumat (18/4).
Amirsyah mengatakan agar energi bangsa Indonesia tidak melemah hanya karena munculnya perbedaan pandangan tersebut. Dia terus mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap memperkuat persatuan dalam membantu Palestina. Dia juga berharap, sinergi antara pemerintah dan masyarakat dapat tetap terjalin dengan kuat.
“MUI mengajak semua elemen masyarakat Indonesia, termasuk komunitas lintas agama, ormas dan lembaga filantropi untuk tetap memperkuat semangat persatuan dalam membantu Palestina,” katanya. Serta bisa melakukan kajian untuk meÂngamÂbil langkah yang tepat dan mendesak untuk keselamatan warga Gaza.
Sementara itu pihak yang menyampaikan dukungan terhadap program evakuasi warga Gaza adalah Baznas. Mereka bahkan siap membangun fasilitas perawatan kesehatan bagi warga Gaza yang dievakuasi sementara ke Indonesia.
Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Baznas Noor Achmad. Dia mengatakan mendukung niat baik Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan evakuasi sementara bagi sebagian warga Gaza, Palestina yang terluka. Khususnya para yatim piatu, serta yang mengidap penyakit lainnya. Mereka merupakan korban akibat agresi Israel yang masih terus berlangsung di wilayah tersebut.
















