Adapun modus operandi penipuan ini menggunakan Fake BTS untuk mengirim SMS blast masking kepada pengguna ponsel yang masih memiliki sinyal 2G.
Setelah penerima membuka tautan yang dikirim, jaringan ponsel mereka kembali ke 4G untuk mentransfer data, sehingga memungkinkan pelaku mencuri informasi pribadi korban.
Untuk mengatasi ancaman ini, Polri bersama BSSN tengah mengkaji solusi teknologi yang bisa mencegah serangan Fake BTS. Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah penerapan mekanisme enkripsi dan sistem verifikasi ganda bagi pengguna ponsel agar lebih mudah mengenali potensi penipuan.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat memiliki perlindungan teknologi yang dapat mencegah mereka menjadi korban SMS penipuan,” tutup dia. (jpg)