Maka orang yang baru saja makan petai, jengkol atau bahkan merokok, apalagi kombinasi itu semua, itu pastilah mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Bila ia shalat disamping orang lain, desahan nafas dan sendawanya akan sangat mengganggu. Apalagi jika shalatnya cukup panjang seperti shalat tarawih. Bisa menimbulkan rasa mual atau pusing, dan hilangnya kekhusyukan.
Para ulama bahkan memperluas cakupan masalah aroma tidak sedap ini kepada bau badan, bauk ketek, dan bau pakaian yang penuh keringat atau sudah lama tidak dicuci. Atau orang-orang yang bekerja di tempat yang penuh dengan aroma tidak sedap seperti tukang daging, tukang ikan dan sejenisnya.
Atau bahkan Ulama juga memasukkan bau badan yang ditimbulkan oleh adanya penyakit di badan atau di mulut yang akan menggangu orang lain. Siapa saja yang dalam situasi tersebut dilarang hadir ke masjid dan mendapat rukhsah sampai bau tersebut hilang dari badannya.
Karena itu, mari kita yang dalam kondisi sehat untuk membiasakan hadir ke masjid dengan pakaian dan badan yang bersih, menyikat gigi, menghentikan rokok dan disempurnakan dengan memakai wangi-wangian. Jangan sampai kehadiran kita justru menyebabkan tidak khusyuknya shalat orang lain dan terganggunya Malaikat.
Rasulullah SAW sendiri memang sangat menyukai wangi-wangian. Dari hadits Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Aku dikaruniai rasa cinta dari dunia kalian: wanita dan wangi-wangian dan dijadikan shalat sebagai penyejuk mataku.” (HR. An Nasa’i no. 3879 dan Ahmad no. 11845).
Khusus tentang wewangian ini tentunya hanya untuk kaum lelaki saja. Adapun kaum wanita diharamkan keluar rumah memakai wewangian. Mereka cukup dengan kondisi bersih dan rapi menutup aurat tanpa wewangian. Wallahu A’lam bishshawab. (*)
Komentar