Kata dia, kaderisasi di internal partai politik berperan penting dalam menentukan eksistensi kader perempuan. Kemudian, tantangan lainnya yaitu jaringan perempuan yang dibangun pasca-reformasi belum cukup kuat untuk mensukseskan kandidat perempuan
Di sisi lain, Bima juga menekankan pentingnya memperhatikan kualitas keterwakilan perempuan secara substantif sehingga isu yang dibahas tidak hanya mempersoalkan jumlah.
Contohnya, kata dia, anggota legislatif dari kalangan perempuan yang mampu concern terhadap berbagai isu. Menurut dia, isu yang penting diperhatikan adalah narasi yang dibangun oleh kader perempuan yang berhasil memenangi kontestasi.
“Kalau kita lihat cukup banyak sebetulnya perempuan yang bisa mengartikulasikan isu-isu yang bukan hanya isu perempuan,” pungkasnya. (*)
















