Kisah inspiratif Uwais Al-Qarni, seorang pria mulia yang terkenal karena cinta dan pengabdian tak terhingga pada ibunya. Kisah luar biasa dengan nilai-nilai kebajikan yang tinggi dan kecintaan kepada orang tua dapat menjadi pelajaran yang bisa dipetik untuk kita semua.
Uwais Al-Qarni, sosok yang disebut-sebut sebagai anak yang penuh kebaktian kepada ibunya, adalah salah satu figur penting dalam sejarah Islam. Lahir di Desa Qarn, Yaman, Uwais tumbuh dalam keluarga yang taat beragama dan dididik dengan nilai-nilai kebaikan oleh ibunya. Ibu Uwais merupakan seorang wanita salehah yang mencurahkan cinta dan perhatian penuh kepada putranya.
Dalam perjalanannya menuju dewasa, Uwais menyadari bahwa ibunya memiliki keinginan kuat untuk naik haji ke Baitullah, Makkah. Meskipun ibunya sudah lanjut usia dan tidak mampu melakukannya sendiri, Uwais merasa terpanggil untuk mengabulkan keinginan tersebut. Besarnya rasa cinta kepada sang ibu mendorongnya untuk menggendongnya ke Makkah dengan harapan dapat membahagiakan hati sang ibu dan memenuhi keinginannya.
Kisah teladan Uwais Al- Qarni lainnya terdapat dalam buku 99 Asmaul Husna Dan Kisah-Kisah Yang Inspiratif. Ibu Uwais yang sudah tua renta dan lumpuh ingin berhaji. Akhirnya Uwais Al Qarni mencari cara untuk membawa ibunya ke Makkah berhaji. Dia membuat kandang lembu di puncak bukit. Setiap hari, dirinya menggendong anak lembu naik turun bukit untuk memberinya makan. Latihan tersebut untuk membuat dirinya kuat menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah.
Uwais Al-Qarni memulai perjalanan heroiknya dengan menggendong ibunya, menempuh ribuan kilometer menuju kota suci Makkah. Langkahnya tegap dan hatinya penuh keikhlasan, karena dia yakin bahwa perbuatan mulia ini adalah sebuah kewajiban dan jalan untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Sangat penting untuk diingat bahwa perjalanan seperti ini pada masa itu bukanlah hal yang mudah. Tidak ada kendaraan modern atau fasilitas transportasi yang memudahkan perjalanan. Namun, semangat dan tekad Uwais tidak pernah goyah. Dia melintasi gurun pasir yang panas dan medan yang sulit, sambil membawa ibunya dengan penuh kasih sayang dan keberanian.
Sesampainya di Makkah, ketika Uwais sedang menunaikan ibadah haji bersama ibunya, Uwais berjalan menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Sang ibu meneteskan air mata telah melihat Baitullah.
Sang ibu cukup kaget dengan permintaan dan doa Uwais setelah mendengar apa yang diucapkan Uwais.
“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.
“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.
Komentar