[ADINSERTER AMP]

Isi Ramadhan dengan Pelatihan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana, Baznas Sosialisasi Siswa di 30 Provinsi Rawan Bencana Alam

SOSIALISASI— Petugas Baznas Tanggap Bencana (BTB) melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada siswa.

JAKARTA, METRO–Indonesia begitu erat dengan kasus bencana alam. Belum hilang dari ingatan, awal Ramadhan lalu banjir besar yang melumpuhkan Bekasi. Upaya mem­bangun kesiapsiagaan menghadapi bencana, perlu dilakukan sejak dini. Termasuk di kalangan murid sekolah.

Usaha membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana di kalangan siswa sekolah diantaranya dilakukan Baznas Tanggap Bencana (BTB). Secara khu­sus mereka mengadakan BTB Goes to School Ramadan 1446 H di 310 se­kolah di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang mitigasi bencana kepada siswa dan tenaga pendidik di daerah rawan bencana.

Program BTB Goes to School Ramadan 1446 H itu menyasar 30 provinsi ra­wan bencana yang ada di seluruh Indonesia. Dengan melibatkan 924 siswa dan guru dari berbagai sekolah di Indonesia.

Kepala Divisi Kebencanaan Baznas Dian Aditya Mandana Putri, menjelaskan kegiatan ini tidak ha­nya bersifat teoritis. Tetapi juga mengedepankan praktik langsung tentang kesiapsiagaan dan prosedur evakuasi bencana.

“Kami mengajarkan siswa tentang tanda-tanda awal bencana, cara berlindung saat gempa, serta teknik penyelamatan diri yang benar. Semua materi ini disampaikan dengan metode yang interaktif dan mudah dipahami,” kata Dian dalam keterangannya, Sabtu (15/3).

Dia menambahkan, de­ngan pemahaman yang baik, risiko korban jiwa dan dampak psikologis akibat bencana bisa dikurangi. “Ketika siswa tahu bagaimana harus bertindak dalam situasi darurat, mereka bisa menjadi agen keselamatan, baik untuk diri sen­diri maupun lingkungan sekitar,” jelasnya.

Sebagai bagian dari program ini, sekolah-se­kolah yang telah menerima edukasi mitigasi bencana antara lain SDN 33 Sumpang Binangae Barru, SMP Muhammadiyah 2 Galur Kulon Progo, SD Muhammadiyah Brosot Kulon Pro­go, SDN Atue Luwu Timur, MI Salafiyah Tumpeng Lumajang, MI Miftahul Ulum Sumber Wuluh Lumajang, SMA As Sakinah Kalimantan Barat, dan lainnya.

Sementara itu Pimpinan Baznas Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan menegaskan, program itu merupakan langkah nyata mereka dalam memba­ngun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Terutama di kalangan siswa yang tergolong mustahik.

“Indonesia adalah negara yang rentan terhadap berbagai jenis bencana. Oleh karena itu, pendidikan mitigasi bencana sejak dini sangat penting agar generasi muda memiliki pemahaman yang baik dalam menghadapi situasi darurat,” ujar Saidah.

Lebih lanjut, Saidah menyampaikan, bencana alam tidak hanya berdampak pada infrastruktur, tetapi juga pada psikologis dan proses pendidikan sis­wa. “Setiap tahun, ribuan sekolah terdampak bencana, menyebabkan gangguan dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa siswa dan guru memiliki kete­rampilan untuk tetap bertahan dan bangkit setelah terjadi bencana,” jelasnya.

Selain memberikan edukasi tentang mitigasi bencana, program ini juga mengenalkan konsep zakat sebagai bagian dari solusi dalam penanggulangan bencana. “Zakat bukan hanya tentang membantu mereka yang kurang mampu, tetapi juga menjadi instrumen dalam memba­ngun ketahanan sosial, termasuk dalam konteks kebencanaan. Melalui edukasi ini, kami berharap kesadaran akan pentingnya zakat semakin meningkat di lingkungan sekolah,” tutur Saidah.

Mereka berharap program itu dapat menjangkau lebih banyak sekolah di masa mendatang. Serta dapat menciptakan ge­nerasi yang lebih tangguh dan peduli saat ada bencana alam. Kemudian men­cetak generasi muda yang memiliki empati dalam membantu sesama saat terjadi bencana. (jpg)

 

[ADINSERTER AMP]
Exit mobile version