MENTAWAI, METRO–Oknum Sikerei, pemuka adat yang sangat dihormati di tanah Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang terlibat kasus pembunuhan sadis terhadap dua kerabatnya di Dusun Buttui, Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan, akhirnya bisa ditangkap setelah lima bulan perburuan.
Proses penangkapan tokoh adat berinisial BK alias AG (38) ini penuh dengan tantangan dan rintangan mulai dari medan berat menyisiri tempat persembunyiannya di dalam hutan yang sangat luas hingga faktor sosial dan politik yang membuat sulitnya untuk menangkap BK.
Namun, dengan berbagai upaya, tim gabungan Sat Brimob Polda Sumbar yang menyisiri hutan lebat Mentawai dengan dua timnya yakni Tim Jungle Warfare Pelopor Brimob dan 1 Tim Wanteror Gegana Brimob, oknum Sikerei itu bisa diamankan dari tempat pesembunyiannya tanpa perlawanan.
Saat ini, BK telah dibawa ke Padang dan dititipkan di sel Mapolda Sumbar untuk proses hukum lebih lanjut. Polisi juga mengamankan barang bukti berupa parang yang digunakan untuk membunuh korban, serta pisau milik salah satu korban yang ditemukan di lokasi kejadian.
Kapolres Kepuluan Mentawai, AKBP Rory Ratno A mengungkapkan bahwa tersangka diamankan oleh pihak kepolisian pada Minggu, (1/3) sekitar pukul 17.30 WIB. Dalam proses penyelidikan, tim gabungan mengamankan sejumlah barang bukti, baik dari korban maupun tersangka.
“Dari korban, ditemukan beberapa barang seperti dua helai kain merah, satu celana biru muda, satu jaket hijau, pisau bertangkai kayu beserta sarungnya, satu bungkus rokok a, satu mancis, senter kepala. Selanjutnya sandal biru tua, kalung manik-manik, puntung rokok, serta sekumpulan helai rambut. Sementara dari tersangka, polisi menyita satu bilah parang dengan gagang kayu sepanjang 45 cm,’ ungkap AKBP Rory kepada wartawan, Jumat (14/3).
Dijelaskan AKBP Rory, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, tersangka BK alias AG dijerat dengan Pasal 340 KUHP Junto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, serta Junto Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
“Saat ini, kami masih terus mendalami motif dan kronologi kejadian guna mengungkap lebih lanjut fakta-fakta terkait perkara ini. Untuk itu kami akan mengusut tuntas kasus ini sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku serta memastikan proses penegakan hukum berjalan secara profesional dan transparan,” tegas AKBP Rory.
AKBP Rory menuturkan, untuk kronologis penangkapan pelaku sendiri berlangsung sangat alot dengan aksi persuasif. Sebelum penangkapan pelaku, empat orang personel Tim Intelmob Polda Sumbar dipimpin AKP Sonny A Simatupang dan satu anggota Polsek yang merupakan putra daerah yang bisa bahasa Mentawai masuk ke hutan lokasi persembunyian pelaku.
“Hal ini untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Sebab pelaku seorang Sikerei tokoh muda yang sangat berpengaruh. Untuk itu tim harus bertindak hati-hati untuk masuk ke persembunyiannya. Apalagi lokasi persembunyian pelaku berada di hutan belantara Mentawai yang tak berani orang lain masuk,” ujar dia.
Selain itu, ungkap AKBP Rory, untuk dapat masuk ke lokasi dan berkomunikasi dengan pelaku sangat sulit, karena sejak kejadian lokasi di sana tertutup untuk umum. Tidak ada yang berani masuk. Karena pelaku tidak mau diajak persuasif. Bahkan diperkirakan akan ada perlawanan panah beracun, tombak dan parang.
“Makanya didatangkan Brimob 2 Tim Jungle Warfare Pelopor Brimob dipimpin Danyon A Pelopor Kompol Doni Lisman dan 1 Tim Wanteror Gegana Brimob dipimpin Danden Gegana, Kompol Mulyadi, Satuan Gabungan Dipimpin Direskrimum Polda Sumbar dan Waka Dansat Brimob Polda Sumbar didampingi Kapolres Kepulauan Mentawai. Langkah-langkah negosiasi diupayakan agar tidak melukai Tersangka, karena Aman Goddai adalah Tokoh Muda Sikerei Mentawai yang sudah dikenal Internasional,” tutur AKBP Rory.
Dalam proses penangkapan ini, pihak kepolisian juga menghormati kearifan lokal. Tersangka BKS merupakan seorang Sikerei, pemuka adat Mentawai, yang dalam kepercayaannya meyakini bahwa seorang Sikerei akan terkena sanksi berat, bahkan mati, jika rambutnya dipotong.
“Kami menghargai tradisi tersebut dan tidak memotong rambut tersangka dalam proses penangkapan,” ujar AKBP Rory.
Sebelumnya, pembunuhan sadis terjadi di Dusun Butui, Desa Madobak, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin malam (7/10). Dua warga tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan dan satu mengalami luka berat alias kritis akibat di-bacok secara brutal meng-gunakan parang.
Pelakunya pembunuhan sadis itu diketahui berinisial BKS (40) alias AG. Namun, usai melakukan pembacokan itu, pelaku langsung melarikan diri dari kampungnya. Diduga, penyerangan yang dilakukan oleh pelaku secara brutal itu dipicu korban yang melakukan penebangan pohon sagu milik pelaku. Padahal, korban sudah berusaha untuk menyelesaikan persoalan itu di dalam gedung balai di dusun secara kekeluargaan.
Namun tiba-tiba BKS datang dengan kondisi emosi dan membawa parang. Tanpa banyak bicara, BKS langsung menyerang tiga korban dengan cara membabi buta yang mengakibatkan dua di antaranya tewas di tempat kejadian dengan kondisi bersimbah darah dan satu orang mengalami luka serius.
Kapolres Kepulauan Mentawai lewat Kapolsek Siberut, AKP Wilmar Sianturi mengatakan, bahwa terduga pelaku berinisial BKS diduga melakukan pembacokan terhadap tiga orang korban yang merupakan warga setempat.
“Dua korban, yaitu AOK (76) dan OK (50), meninggal dunia akibat luka bacok parah di sekujur tubuh mereka. Korban ketiga, berinisial SK (18), kini sedang dirawat di Puskesmas Sarereket setelah me-ngalami luka serius di lengan kanannya,” kata AKP Wilmar, Rabu (9/10).
AKP Wilmar menjelaskan peristiwa ini bermula dari konflik yang terjadi terkait penebangan pohon sagu yang dilakukan oleh pihak korban, yang merupakan milik terduga pelaku.
“Menurut keterangan yang diperoleh dari saksi, para korban berencana untuk membahas masalah penebangan pohon tersebut di balai desa setempat. Namun, situasi berubah ketika pelaku tiba-tiba menyerang para korban dengan senjata tajam,” jelasnya.
Menurut keterangan saksi mata, ungkap AKP Wilmar, korban SK terlihat berlari dengan penuh ketakutan di depan rumahnya pada pukul 19.00 WIB. Pelaku bahkan datang ke ba-lai desa dan langsung me-nyerang para korban tanpa basa-basi.
“Korban SK yang selamat saat ini telah dibawa ke umah Sakit Daerah Ka-bupaten Kepulauan Mentawai untuk mendapatkan pengobatan. SK mendapatkan luka serius di lengan kanannya,” ujar dia
Sementara itu, dua korban yang meninggal dunia, AOK dan OK, kata AKP Wilmar, telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dilakukan pemakaman sesuai dengan ritual adat setempat. (rul/ped)