“Ingatlah itu dan ini!!” yaitu kepada sesuatu yang sebelumnya dia tidak mengingatnya. Sehingga pada akhirnya seseorang tidak tahu berapa raka’at dia sudah melakukan shalat.” (HR Bukhari dan Muslim).
Tentu akan sangat merugi bila shalat kita dilakukan dengan auto pilot (jalan sorang). Sudah habis waktu seumur hidup, dan berletih-letih melaksanakannya, lalu kita tidak mendapatkan pahala dari shalat tersebut. Karena itu ada beberapa kiat agar shalat kita tidak auto pilot:
Pertama, menghadirkan dalam hati ketika akan shalat bahwa kita akan menghadap Yang Maha Agung, bermunajat kepadaNya. Jika menghadap atasan atau orang penting saja kita begitu sopan, hormat dan fokus kepadanya. Apalagi menghadap Allah, harus kita hadirkan terus keagunganNya di dalam hati. Rasulullah SAW katakan: “Jika salah seorang dari kalian shalat, maka dia bermunajat kepada Rabbnya.”
Kedua, jauhkan dan singkirkan hal-hal yang akan mengganggu dalam shalat, berupa suara atau aroma. Matikan hape, tape, tivi bila ada di sekitar kita. Jangan shalat di dekat orang memasak atau dekat tempat sampah. Semua itu akan membuat shalat kita tidak khusyuk.
Ketiga, jangan shalat sambil menahan buang air besar atau air kecil, menahan kantuk atau lapar (kecuali puasa), jangan shalat saat makanan terhidang atau pekerjaan menanggung. Tuntaskan atau kasih jarak waktu yang memadai antara shalat kita dengan kondisi-kondisi tersebut. Sehingga tidak menjadi pikiran selama kita shalat.
Keempat, variasikan bacaan ayat kita dalam shalat. Jangan monoton dengan surat itu keitu saja. Kita hafal surat Adh Dhuha, tapi jarang dipakai dalam shalat. Maka bacalah surat tersebut. Hafal At Tin, Al Zalzalah, Al Qariah, dan lain-lain, maka bacalah surat-surat tersebut bergantian. Kalau sering membaca surat Al Ikhlas, kemungkinan besar shalatnya auto pilot.
Kelima, shalat dengan membuka mata dan melihat ke arah tempat sujud akan lebih membantu untuk khusyuk. Adapun shalat dengan memejamkan mata hukumnya makruh.
Keenam, bacalah bacaan shalat semuanya baik yang rukun ataupun yang sunnat dengan komat-kamit menggerakkan bibir dan lidah. Bukan dibaca di dalam hati.
Selebihnya, kita terus berdoa kepada Allah agar dibantuNya untuk senantiasa mengingatNya, mensyukuriNya dan beribadah secara baik kepadaNya. Wallahu A’lam bishshawab. (*)
Komentar