Lewat Safari Ramadhan itu, diharapkan akan semakin meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang perkembangan situasi di Palestina. Termasuk tentang penderitaan bangsa Palestina. “Kegiatan ini juga diyakini akan semakin memperkuat rasa solidaritas masyarakat Indonesia terhadap semangat perjuangan bangsa Palestina,” kata dia.
Dalam kesempatan itu Amirsyah menyatakan mewakafkan jam tangan yang sedang dikenakannya untuk donasi kemanusiaan Safari Ramadhan 2025 itu. Dia lantas mengharapkan target pengumpulan donasi selama Safari Ramadhan 2025 sebesar Rp 20 miliar dapat terpenuhi.
Pimpinan Baznas Rizaludin Kurniawan menyampaikan bahwa kegiatan Safari Ramadan 2025 ini merupakan kedua kalinya bagi mereka bekerja sama dengan MUI. Kegiatan ini selain untuk berdakwah, juga dalam menggalang donasi kemanusiaan bagi bangsa Palestina.
Dia menjelaskan donasi yang telah dikelola Baznas untuk Palestina sejak Oktober 2023 hingga Maret 2025 ini, berhasil terkumpul Rp 345 miliar. Sebagian dana itu sudah disalurkan dalam beragam bentuk bantuan dan program kemanusiaan. “Khusus untuk program Ramadhan 2025 ini kita mengharapkan dapat terkumpul sekitar Rp 20 milyar yang akan disampaikan kepada masyarakat Palestina,” katanya.
Penyaluran bisa dalam bentuk selimut, paket makanan, paket kesehatan, dan pendampingan psychologi. Dia menegaskan program Safari Ramadhan ini penting karena para penceramah yang merupakan bangsa Palestina korban praktik penjajahan zionis Israel. Mereka akan memberikan ceramah tentang perkembangan situasi kemanusiaan terkini di Palestina, khususnya Gaza.
Dalam kegiatan ceramah tersebut juga akan ditayangkan video dokumenter tentang perkembangan terkini di Gaza dan kinerja lembaga-lembaga filantropi Indonesia dalam mengumpulkan donasi kemanusiaan hingga pengiriman dan penyalurannya di Gaza.
Berikut ini adalah nama keenam dai Palestina sekaligus penempatan tugas berdakwahnya. Mereka adalah Muhammad Shiyam bertugas di Jakarta. Hasan Abu Thoha (Jabodetabek), Umar Abdullah (Banten), Issa Ali Mousa (Jawa Barat), Ahmad Husain (Jawa Tengah), dan Yusuf Al-Mudallal (Sumatera Utara dan Riau). (jpg)
















