Bagi pengelola masjid, keramaian anak-anak adalah sinyal positif. Itu berarti masjid memiliki generasi penerus. Justru kita patut khawatir jika masjid hanya diisi oleh jamaah lolita dan ansia. Tinggal bagaimana kita mengelola kehadiran anak-anak dengan kreatif.
Misalnya, menunjuk petugas khusus untuk mengawasi mereka, atau memberikan kepercayaan kepada remaja untuk mengelola teman-temannya.
Ada yang menarik dan pernah saya temui. Sebuah masjid yang memberikan penghargaan kepada anak-anak yang mengikuti kegiatan ibadah dengan baik, atau tantangan tilawah al Qur’an terbanyak dengan hadiah menarik.
Tanpa teriakan atau gerutuan kita, anak-anak dengan senang hati mengikuti kegiatan, bahkan tidak mau absen ke masjid. Menarik bukan? Wallahu musta’an. (*)
















