OLEH: Harun Al Rasyid, Lc. (Guru Ar Risalah Padang)
Ramadhan tiba, semangat ketaatan membuncah. Malam-malam awal, masjid dan mushala dipenuhi jamaah, bahkan memunculkan wacana perluasan tempat ibadah. Semangat ini, jika terjaga dengan baik, idealnya bertahan hingga akhir Ramadhan. Namun, realitas seringkali berbeda.
Salah satu fokus perhatian kita adalah anak-anak selama Ramadhan. Bagi mereka, Ramadhan adalah momen istimewa. Suasana ramai masjid menjadi daya tarik tersendiri. Ini adalah kesempatan emas untuk menanamkan nilai-nilai spiritual pada mereka. Jika gagal dikelola, masjid akan menjadi tempat ‘menyeramkan’ dan akan mereka hindari.
Biasa, anak-anak dengan kecenderungan bermain, tentu akan gaduh di masjid. Apalagi ketemu teman-teman sefrekuensi.
Jamaah yang terganggu mungkin akan memberi teguran, yang berujung pada anak-anak keluar dari masjid. Tanpa pengawasan, mereka mencari tempat “bersahabat” untuk berekspresi, berpotensi terjerumus dalam lingkungan negatif. Padahal, orang tua mengira mereka berada di masjid.
Momentum ini adalah waktu yang tepat bagi orang tua untuk membangun kedekatan dengan anak-anak. Berangkat ke masjid bersama, mendampingi mereka beribadah, mengamati perkembangan spiritual mereka, serta memberikan evaluasi dan koreksi. Jangan hanya menyuruh mereka ke masjid, sementara kita tidak ikut serta.
Komentar