AGAM, METRO–Bangunan masjid beratap anjungan tiga tingkat yang di Jorong Sipisang, Nagari Nan Tujuah, Kecamatan Palupuh merupakan salah satu masjid tertua di daerah setempat.
Masjid yang kini bernama Nurul Hikmah Sipisang itu telah berdiri sejak 2 abad silam.
Camat Palupuah Nong Rianto menuturkan, Masjid Nurul Hikmah Sipisang berdiri pada tahun 1815. Masjid yang pada awal berdiri beratap ijuk itu rampung dibangun pada 1821.
“Masjid ini merupakan salah satu masjid tuo di Kecamatan Palupuh, masjid ini dibangun masyarakat Sipisang dengan cara swadaya,” ujarnya
Masjid Nurul Hikmah Sipisang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yang mana selain beratap ijuk, bentuk atap dibuat bertingkat dengan tiga anjungan. Kini, atap masjid sudah diganti dengan berbahan seng.
“Atap masjid ini memiliki keunikan tersendiri, yakni atapnya yang bertingkat atau baanjungan,” katanya.
Selain itu, masjid berukuran 12×11 meter itu memiliki 9 tonggak tua atau tunggak macu yang terbuat dari kayu dan tinggi kandang 1,25 meter.
Menurut Maizul Amri, kayu tonggak tuo itu berasal dari rimbo Kelok Madang Jambu, dengan panjang lebih kurang 15 meter.
Lebih lanjut diceritakan, menurut keterangan tetua setempat, ada cerita tersendiri tentang tonggak tua yang digunakan. Selain harus diangkut dari jarak 1,5 KM, kayu tersebut juga diselimuti cerita spiritual.
“Saat kayu itu diambil, kayu tersebut berbunyi seperti suara kerbau dan masyarakat tidak dapat untuk menarik kayu tersebut walaupun sudah ditambah orang yang menariknya,” ucap Maizul Amri.
Lalu, sambungnya, dipanggil Inyiak Syekh Maulana Ibrahim yang dikenal juga dengan Inyiak Linduang Surau Batu Kumpulan. Setelah beliau datang beliau memukul (malacuik) sebanyak 3 kali, baru kayu itu dapat ditarik oleh masyarkat ke lokasi pembangunan masjid.












