PADANG, METRO–Dalam sidang isbat yang akan digelar hari Jumat (28/2) oleh Kementerian Agama (Kemenag), hasil pengamatan posisi bulan atau rukyatul hilal menjadi faktor yang sangat penting.
Karena dengan mengetahui posisi dan ketinggian bulan berdasarkan pengamatan secara langsung di sejumlah titik di Indonesia, akan dapat ditentukan apakah 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025 atau Minggu, 2 Maret 2025.
Rukyatul hilal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menetapkan 1 Ramadhan atau hari-hari besar lainnya. Berbeda dengan metode hisab, rukyatul hilal tidak dapat ditentukan dari jauh-jauh hari karena harus melakukan validasi dengan melakukan pengamatan secara langsung seperti apa posisi bulan pada hari itu.
Jika posisi bulan belum memenuhi kriteria imkan rukyah,maka bulan Syakban akan disempurnakan. Yang itu artinya, tanggal 1 Ramadhan 2025 jatuh pada hari Minggu (2/3). Namun apabila bulan sudah memenuhi kriteria imkan rukyah, 1 Ramadhan akan jatuh pada Sabtu (1/3). Dan hal ini yang menjadi poin penting dibicarakan dalam sidang isbat yang akan digelar hari ini.
Kementerian Agama (Kemenag) menggunakan kriteria yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dalam melakukan pengamatan terhadap bulan.
Menurut kriteria yang ditetapkan MABIMS, dikutip dari laman website Kemenag, syarat imkan rukyah dianggap terpenuhi apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Ini merupakan kriteria baru setelah sebelumnya imkan rukyat dinyatakan posisi hilal 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat mendapat masukan dan kritikan.
Komentar