JAKARTA, METRO–Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan menggelar sidang isbat pada 28 Februari. Sidang bakal menentukan awal Ramadhan bakal jatuh pada 1 atau 2 Maret. Kemenag meminta masyarakat menunggu hasil resmi keputusan sidang isbat.
Seperti biasanya sidang isbat akan mempertemukan dua metode dalam penentuan kalender Hijriah. Yaitu metode hisab dengan metode rukyat. Melalui metode hisab atau perhitungan, sudah diketahui bahwa posisi hilal di 28 Februari sudah di atas ufuk.
Sementara metode rukyat adalah pengamatan langsung keberadaan hilal, biasanya menggunakan teropong. Tujuan dari metode rukyat adalah untuk mengkonfirmasi dari metode hisab.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad mengatakan, sidang isbat akan melibatkan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari Mahkamah Agung (MA) serta DPR.
’’Ada tiga rangkaian acara pada sidang isbat,’’ kata Abu Rokhmad di Jakarta pada Senin (10/2).
Ketiga rangkaian acara itu diawali dengan paparan posisi hilal berdasarkan hisab. Kemudian sidang utama yang dilaksanakan secara tertutup. Di sidang ini, Kemenag akan menerima laporan dari para perukyat di sejumlah titik pemantauan hilal.
“Kemudian ditutup dengan penyampaian hasilnya kepada masyarakat,” tutur Abu Rokhmad.
Komentar