AGAM,METRO–Masyarakat di Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, cemas dan resah dengan keberadaan hewan buas Harimau yang diduga sudah menyerang hewan ternak sapi hingga mengalami luka, Jumat (24/1).
Wali Nagari Pagadih, Aliwar, membenarkan terkait dugaan tersebut. Ia menyebut penyerangan hewan ternak oleh harimau tersebut terjadi pagi tadi saat pemilik hendak mengeluarkan hewan ternaknya dari dalam kandang.
“Saat berjalan ke kandang tersebut, pemilik hewan ternak ini melihat sejumlah harimau yang akan memangsa hewan miliknya. Kemudian, pemilik hewan berteriak sehingga warga ramai yang datang dan harimau itupun lari,” ujarnya.
Sementara itu, ungkap Aliwar, berdasarkan keterangan pemilik hewan ternak, ia melihat sekitar tiga ekor harimau berukuran besar. Pascakejadian konflik dengan satwa liar ini sudah dilaporkan kepada pihak BKSDA untuk ditindaklanjuti.
“Hal ini sudah kita laporkan kepada pihak BKSDA, namun informasi awalnya bahwa jejak yang ditemukan lebih kecil daripada jejak harimau yang sebelumnya ditemukan di kawasan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota,” katanya.
Aliwar menuturkan, pihak BKSDA juga sudah berada di lokasi penampakan diduga harimau untuk memastikan kebenarannya.
“Warga juga sudah diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati serta menghindari konflik dengan harimau ini,” ujar dia.
Terpisah, Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Ade Putra, mengungkapkan bahwa sapi yang bernama Rinaldi milik warga setempat, diduga diserang oleh harimau saat berada di kandang.
“Sapi mengalami luka pada bagian kepala dan telah mendapatkan pengobatan dari dokter hewan setempat. Kejadian ini pertama kali ditemukan oleh pemilik sapi, Rinaldi, yang langsung melaporkan kejadian tersebut kepada wali jorong dan Bhabinkamtibmas setempat,” jelas Ade Putra.
Ade menuturkan, berdasarkan laporan yang diterima, petugas dari BKSDA Sumbar segera meluncur ke lokasi untuk melakukan identifikasi. Tujuan identifikasi adalah untuk memastikan jenis satwa yang menyerang, serta mengevaluasi faktor penyebab kejadian tersebut. Selain itu, BKSDA juga melakukan edukasi kepada masyarakat terkait cara menghindari konflik dengan satwa liar.
“Kami akan melakukan pemantauan dengan menggunakan drone thermal dan camera trap untuk memantau pergerakan harimau. Sebagai langkah pencegahan, kami mengimbau masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama pada malam hari,” tutup dia. (rgr)