Terus Padek, Kobarkan!

M NAZIR FAHMI (Direktur Utama PADANG EKSPRES)

PENGGALAN puisi Aku karya Chairil Anwar, sengaja menjadi pembuka dalam tulisan 26 tahun Padang Ekspres. Koran terbesar saat ini di Sumatra Barat. Padang Ekspres sudah melahirkan ratusan warta­wan-wartawan handal. Baik yang masih berkarya di rumah Padang Ekspres maupun yang sudah me­ngab­di di berbagai tempat di nu­santara. Hingga hari ini, Padang Ekspres masih sampai di tangan pembaca semua.

Karya pujangga besar asal Ranah Minang ini, tidak lapuak dipaneh, tak lakang dek hujan. Bait-bait puisi yang mengobarkan semangat. Membakar sanubari untuk berjuang. Dulu, Chairil An­war berjuang melawan pen­ja­jahan. Dengan puisi, dia menyatakan hatinya. Menulis puisi melepas se­sak dadanya.

Tak salah kiranya, jika wartawan saat ini menja­dikan puisi Aku sebagai pengobar semangat untuk berjuang. Berjuang me­nyam­paikan kebenaran melalui tulisan. Wartawan pemberani. Apapun halang rintang, diterabas. Tentu­nya sesuai dengan kaidah Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Wartawan yang beretika.

Karya-karya wartawan di media cetak, masih dika­tegorikan bersih dan bere­tika. KEJ menjadi junju­ngan. Setiap berita yang dikeluarkan jelas sumber dan menggunakan prinsip keberimbangan. Cover both side. Tidak mencongkel-congkel permasalahan. Karya-karya yang terlahir, pembaca yang menilainya.

Kabarkan, kobarkan. Bukan viralkan. Inilah be­da­nya media cetak dengan media sosial. Media cetak mengabarkan dengan prin­sip kehati-hatian, media sosial memviralkan tanpa check and recheck. Banyak media sosial mengabaikan KEJ. Karena apa? Mereka bukan wartawan. Mereka masyarakat biasa yang punya fasilitas teknologi. Hanya bisa foto dan video­kan. Lalu ada media pe­nam­pung yang bernama medsos.

26 tahun Padang Ekspres, tetap menjadi media ako­modatif di ranah Minang. Mengakomodir banyak ke­pen­tingan. Mencarikan solusi dalam menangani permasalahan. Mengukuh­kan diri tetap menjadi pilar ke empat demokrasi. Me­ngawasi, memantau aktivi­tas pejabat publik di legis­latif, eksekutif dan yudikatif untuk mengungkap pe­nyimpangan. Jangan ma­rah jika kami kritik. Gu­nakan hak jawab, jika kami keliru.

Di tengah melorotnya Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) di Sumatera Barat, Padang Ekspres tetap mela­hirkan karya-karya yang­ bertanggung jawab. Dan bertanggung jawab terha­dap karyawan. Terus beri­novasi agar tidak tergilas modernisasi. Kami melu­pakan senjakala. Hari-hari menggelorakan selamat pagi.

Di tengah tantangan berat, kapal ini harus terus berlayar. Bersama men­dayung. Saling menjaga satu sama lain. Kebersa­maan. Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang. Allah tidak membebani seseo­rang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Quran: Al-Baqarah, 286).

Terus Padek! Dua kata untuk terus melecut Padang Ekspres berkreasi dan beri­novasi. Tantangan media cetak yang terus berat, harus bisa dilalui dengan kolaborasi dengan banyak pihak tanpa mengorban­kan etika. Ya, etika jur­nalistik tentunya.

Terus Padek! untuk kon­sisten menyajikan karya jurnalistik yang terbaik buat ranah Minang khusus­nya, Indonesia pada umum­nya. Terus menjadi referensi banyak pihak dalam me­nen­tukan kebijakan. Men­jadi referensi dalam me­mutuskan sesuatu dalam kehidupan.

Terima kasih pembaca. Terima kasih pelanggan. Terima kasih mitra. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah menyokong kami hingga hari ini dan 1.000 tahun lagi. (*)

Exit mobile version