SOLSEL, METRO–Mabes Polri menggelar rekonstruksi kasus penembakan yang menewaskan mantan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar. Korban yang merupakan alumni Akpol 2012 itu tewas di tangan rekannya, Dadang Iskandar dengan dua tembakan.
Dadang merupakan merupakan Kabag Ops di Polres Solok Selatan. Kini, Dadang yang sebelumnya berpangkat AKP telah resmi dipecat dari Polri. Rekonstruksi yang dilangsungkan di lokasi kejadian yaitu di Mapolres Solok Selatan ini dimulai pada pukul 14.00 WIB, Kamis (23/1).
Tampak tim dari Bareskrim Mabes Polri memimpin jalannya rekonstruksi. Juga turut hadir tim dari Kejagung RI. Proses rekonstruksi dijaga ketat, melibatkan personel Brimob Polda Sumbar. Selain itu, kuasa hukum Dadang dan Ulil juga menyaksikan rekonstruksi tersebut.
Bahkan ibunda Ulil, Christina Yun Abu Bakar, hadir langsung untuk melihat apa yang dialami putranya hingga dieksekusi Dadang. Namun, dalam proses rekonstruksi, tak semua adegan boleh diliput oleh wartawan. Seperti, setiap adegan yang ada Dadang, tidak diperbolehkan peliputan.
Termasuk, saat Dadang menembak mati Ulil yang berlokasi di bagian belakang Mapolres Solok Selatan. Wartawan hanya diperbolehkan meliput ketika tidak ada Dadang dalam adegan. Hanya beberapa adegan yang diliput wartawan, di antaranya adegan 1 saat 2 saksi dihadirkan dalam adegan proses penangkapan sopir truk di lokasi galian C.
Adegan ke-30, saat Dadang turun dari mobil dinas, tapi Dadang tidak dihadirkan dalam adegan. Kemudian, adegan ke-31-32, hanya peragakan tiga orang saksi yang dihadirkan di dalam ruangan Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Polres Solok Selatan. Padahal dalam proses rekonstruksi ini Dadang hadir. Sesekali terlihat Dadang digiring memakai baju tahanan dengan dikawal ketat serta tangan diborgol.
Tangis Ibunda Kompol Anumerta Ulil
Christina Yun Abu Bakar menghadiri rekonstruksi penembakan putranya, Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar. Christina terlihat tidak kuasa menahan tangisnya. Usai rekonstruksi itu ia menaburkan bunga di tempat putranya ditembak. Sesekali ia menyeka air mata.
Ia masih tidak menyangka anaknya tewas di Mapolres Solok Selatan yang seharusnya menjadi tempat aman. Anaknya tewas usai menjalankan tugas menindak tambang ilegal galian tipe C.
“Tinggal namamu, nak,” ucap Christina sembari menabur bunga tepat di lokasi putranya tergeletak tewas ditembak.
Dalam garis polisi, Christina meratapi kepergian putranya. Ia mengaku sangat kecewa apa yang terjadi di Mapolres Solok Selatan itu.
“Siapapun itu, pasti merasa sangat sakit, dan merasa sangat merasa kecewa. Anak saya, seharusnya dia aman di sini, di tempat kerjanya, di rumahnya di sini, tetap ternyata yang terjadi dia tewas di sini. Saya mengenang anak saya menghembuskan nafas di kampung orang dengan cara luar biasa, keji dan sadis, keji,” sesalnya.
Meski diarungi kesedihan yang sangat mendalam, Christina bersyukur masih bisa mengikuti rekonstruksi kasus tewas anaknya secara detail dari awal. Ia pun masih percaya, polisi bekerja secara profesional.
“Saya percaya bahwa polisi bekerja secara profesional, dan itu yang kita harapkan semua. Bahwa yang dilakukan ini hanyalah untuk proses hukum yang akan membuat semuanya transparan lewat rekonstruksi yang ada,” katanya.
Rekonstruksi ini juga menjadi momen bagi Christina melihat langsung orang yang membunuh anaknya, Dadang. Selama ini, hanya terlihat di televisi.
“Saya tidak pernah bicara langsung dengan pelaku. Saya perdana bertemu dengan pelaku. Selama ini hanya lihat di televisi,” ungkapnya.
Kapolres Solok Selatan AKBP M Faisal Perdana mengatakan, dalam rekonstruksi ini pihaknya hanya sebatas dalam proses pengamanan. Rekonstruksi sepenuhnya menjadi kewenangan Bareskrim.
“Kami sebagai tim pengamanan. Yang melakukan rekonstruksi adalah tim (dari Bareskrim). Ini kan (rekonstruksi) tujuannya untuk mencari sistematis ataupun urutan urutannya,” ujar Faisal ketika diwawancarai wartawan.
Tak hanya itu, kata AKBP Faisal, rekonstruksi juga untuk mengecek kembali kesesuaian keterangan saksi-saksi dalam kasus ini. “Ini (rekonstruksi) tidak tertutup, cuman beberapa (adegan) kita sesuaikan, koordinasikan dengan tim Mabes, seperti itu,” tutup dia. (*)