LIMAPULUH KOTA, METRO–Hari ketiga pencarian, petani bernama Hariman (60) yang hilang terseret derasnya arus Sungai Batang Kapur, Nagari Sialang, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota, belum membuahkan hasil.
Padahal, Tim SAR gabungan yang terdiri dari Pos SAR Lima Puluh Kota, BPBD, Polri, Damkar, masyarakat Nagari Sialang, telah memperluas daerah pencarian hingga menyisir 8 Kilometer ke hilir aliran sungai.
Kepala Pos SAR Lima Puluh Kota, Yudi Riva, menyebut pencarian yang dilakukan dengan membagi tiga tim, dimana tim pertama menyisir pinggir sungai, tim kedua menggunakan perahu rafting dan tim ketiga dengan perahu karet. Dan hingga hari ketiga dilakukan pencarian kondisi debit air masih tinggi dan keruh.
“Hasil pencarian kita sampai saat ini hari ke-tiga pukul 15.03 Wib, hasilnya masih nihil. Dan kita masih terkendala dengan masih tingginya debit air sungai Batang kapur dan juga keruh. Untuk saat ini kita sudah melakukan pencarian sejauh 8 kilometer ke-hilir sungai dengan rafting, perahu karet dan menyusuri pinggir aliran sungai,” ungkap Yudi Riva, Rabu (15/1).
Yudi Riva, menyebut tim gabungan belum ada menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Tim juga sudah melakukan penyisiran kedua pinggir aliran sungai dengan jalur darat, begitu juga dalam aliran sungai Kapur dengan perahu rafting dan perahu karet. “Belum, masih nihil,” sebutnya.
Begitupun disampaikan Yudi Riva, untuk melakukan penyelaman, tim gabungan masih terkendala dengan kondisi debit air yang masih deras dan keruh sehingga dinilai tidak efektif untuk melakukan penyelaman, kemudian memang karena belum ada titik yang dicurigai untuk penyelaman.
“Untuk melakukan penyelaman belum, karena pertama belum ada titik yang di curigai untuk melakukan penyelaman, kedua kondisi debit air yang masih deras dan airnya masih keruh sehingga tidak efektif untuk penyelaman,” sebut Yudi Riva, yang mudah diakses awak media.
Seperti diketahui, seorang petani terseret derasnya air batang Kapur ketika hendak menyeberang sepulang dari ladang atau kebunnya Senin (13/1) sekitar pukul 16.00 Wib. Korban bernama Hariman (60), saat itu bersama dua orang lainnya menyeberangi Batang Kapur dengan menggunakan pelampung seadanya.
Naas saat itu tangannya terlepas, dan temannya kehilangan kontak dan korban langsung terseret derasnya air Batang Kapur yang saat itu sedang naik. Debit air yang tinggi dan warnanya yang coklat atau keruh, membuat Herman tidak terlihat lagi. Sehingga kedua temannya langsung meminta bantuan kepada warga masyarakat sekitar.
Informasi itu dengan cepat tersebar hingga sampai kepada Tim SAR Lima Puluh Kota, Polsek, BPBD, Damkar dan Pemerintah Nagari. Masyarakat yang semula melakukan pencarian dengan alat seadanya terkendala dengan kondisi debit air yang tinggi dan keruh. Hingga tim gabungan yang sampai hari ketiga melakukan pencarian juga masih terkendala dengan debit air yang tinggi dan keruh. (uus)