JAKARTA, METRO–Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Adita Irawati meminta masyarakat berani melapor kepada Badan Gizi Nasional (BGN) jika menemukan penipuan yang berkedok makan bergizi gratis atau MBG.
Adita menyampaikan hal itu menanggapi banyaknya pemberitaan dari berbagai daerah, khususnya pelaku usaha katering, yang menjadi korban penipuan dengan iming-iming berpotensi menjadi pemasok untuk MBG.
“Kami juga dapat laporan dari lapangan, ada oknum, ada yang menyelenggarakan MBG fiktif, dan sebagainya. Mohon kalau masyarakat melihat kondisi ini atau mengetahui ada hal tersebut, dilaporkan saja. Sekarang BGN sudah punya platform pelaporan, bgn.lapor.go.id,” kata Adita saat meninjau pelaksanaan MBG, Senin (13/1).
Dia mengatakan platform milik BGN itu tidak hanya terbuka untuk menerima aduan perihal penipuan yang mencatut program MBG, tetapi juga menerima masukan dari masyarakat yang berhubungan dengan MBG.
Adita berharap, dengan tersedianya platform pelaporan tersebut, masalah yang ada bisa segera ditindaklanjuti dan masyarakat Indonesia bisa melihat pelaksanaan program MBG yang lancar dan optimal tidak hanya bagi penerima manfaat tapi juga pihak-pihak lain yang terkait.
Dia berpesan, apabila penipuan yang mengatasnamakan program MBG dirasakan telah melanggar hukum, masyarakat bisa ikut melaporkannya ke penegak hukum. Adita juga menyebutkan pemerintah telah menerima beberapa aduan mengenai penipuan yang mencatut program MBG dan segera menindaklanjutinya.
Modus Penipuan Berkedok Program MBG
Penipuan yang mencatut program MBG dilaporkan sudah ditemukan sejak tahun lalu. Salah satu yang ramai ialah penipuan yang dialami pengusaha katering di Kediri, Jawa Timur, dengan korban puluhan pengusaha katering. Salah seorang korban bernama Diah mengaku awalnya ditawari oleh temannya menyediakan MBG untuk 1.000 kotak. Saat itu, masih belum ada urusan perihal pembayaran.
“Sampai beberapa minggu kemudian ada bayar itu Rp 1 juta, katanya untuk perjanjian begitu. Jaminan bahwa kami masuk ke kelompoknya,” kata dia di Kediri.
Diah mengatakan mengambil untuk 2.000 kotak, sehingga menyerahkan uang Rp 2 juta yang diterima oleh seseorang berinisial M. Dia tidak tahu M melakukan penipuan. Diah menjadi resah karena bukan hanya dirinya yang diduga menjadi korban, tapi ada banyak lainnya. Bahkan informasinya uang yang terkumpul lebih dari Rp 70 juta dari aksi yang dilakukan M.
Komentar