MOMENTUM HUT ke-21 Kabupaten Dharmasraya terasa begitu mengharukan, sebab ini adalah perayaan HUT terakhir di masa kepemimpinan Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Selama hampir satu dekade menjabat, banyak hal dan prestasi telah ia ukir dalam membawa kemajuan untuk Kabupaten Dharmasraya. Segala pencapaian tersebut, tentu tidak lepas dari dukungan banyak pihak, terutama sang istri tercinta yang juga Ketua TP-PKK kabupaten, yakni Dewi Sutan Riska.
Semua keharuan itu, terekam jelas pada malam resepsi HUT Kabupaten Dharmasraya ke-21 yang diadakan pada Sabtu (4/1), sambil meneteskan air mata, Rajo Koto Besar yang didampingi sang istri, Dewi Sutan Riska, menyampaikan salam perpisahan yang begitu emosional menjelang berakhirnya masa jabatan periode keduanya tersebut. Ia mengungkapkan rasa terima kasih mendalam atas dukungan masyarakat selama sembilan tahun masa kepemimpinannya.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Dharmasraya yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan selama ini. Dukungan masyarakat adalah kekuatan kami untuk terus bekerja demi Dharmasraya,” ujar Sutan Riska.
Selama masa kepemimpinannya, bupati yang juga Ketua Umum Apkasi itu menekankan pencapaian di berbagai sektor, terutama dalam pelayanan dasar. Salah satu prestasi besar yang diraih adalah penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh dan program BPJS Kesehatan yang 100 persen preminya ditanggung oleh pemerintah daerah.
Di bidang pemerintahan, ia juga berhasil membawa Kabupaten Dharmasraya masuk dalam jajaran elite nasional. Ia mengingat sembilan tahun lalu, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Dharmasraya berada di peringkat 200-an.
Kini, Dharmasraya berhasil masuk dalam 9 besar nasional dari 416 kabupaten seIndonesia. Diuraikan, tahun 2016 Kabupaten Dharmasraya berada di peringkat 17 Provinsi Sumatera Barat, namun saat ini sudah mampu menjadi nomor wahid dalam laporan penyelenggaraan pemerintahan.
“Banyak pencapaian yang sudah kita peroleh, bukan semata saya yang hebat, namun di dalamnya ada dukungan yang diberikan bapak/ibu sekalian, sehingga kita dapat sejajar atau bahkan lebih dari kabupaten yang jauh lebih tua dari kita,” ungkapnya.
Dirinya merasa, saat menjabat telah mengerahkan segala upaya dan doa-doa orang tercinta, sehingga sanggup mengemban amanat menjadi bupati selama dua periode, dan memberi yang terbaik buat masyarakat.
“Banyak dana pembangunan yang sudah berhasil kita bawa ke Dharmasraya dari pusat. Kadang kita hanya diberi waktu lima menit saja untuk meyakinkan menteri atau presiden. Kalau kita tidak mengerti masalah dan tidak mampu menjelaskan, mustahil kita memperoleh dana pembangunan itu,” jelasnya.
Namun, di balik pencapaian tersebut, Sutan Riska menyampaikan permohonan maaf jika ada pihak yang merasa belum puas, sebagai manusia biasa, ia mengakui memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, ia pun memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Dharmasraya.
















