Penumpang Helikopter Jatuh Ditemukan Selamat

ilustrasi.
SUMUT, METRO–Seorang penumpang pesawat Helikopter EC-130 yang dilaporkan hilang pada Minggu 11 oktober 2015, ditemukan dalam kondisi selamat.
Dari hasil identifikasi, penumpang selamat ini diketahui bernama Fransiskus berusia 22 tahun asal Tegal Boyan, Sleman, Yogyakarta. Ia ditemukan terapung di perairan Danau Toba setelah berjuang hidup selama tiga hari.
“Korban kini masih menjalani perawatan di puskesmas Onan Runggu” kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Helfi Assegaf, Selasa, 13 Oktober 2015.
Fransiskus berhasil ditemukan selamat setelah terapung di antara tumbuhan eceng gondok di perairan Onan Runggu Desa Onan Runggu. Saat ditemukan, kondisi Fransiskus memprihatinkan. Ia sudah tak lagi mengenakan busana dan hanya menyisakan jam tangan hitam yang masih melekat di pergelangan tangannya.
Sebagaimana diberitakan, tangisan pecah saat sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan sebuah rumah di Dusun Tegal Boyan Purwomartani RT 4/II Kalasan Sleman, Senin (12/10) siang. Dua orang perempuan yang keluar dari mobil itu tak kuasa menahan kesedihannya hingga harus dipapah masuk ke dalam rumah.
“Itu tante dan ibunya Frans,” kata Benediktus Suryo Saputra, 29, kerabat dua korban penumpang helikopter Eurocopter EC-130 bernomor registrasi PK BKA milik PT Penerbangan Angkasa Semesta yang dinyatakan hilang kontak di wilayah Sumatera Utara pada Minggu (11/10) pukul 12.20 WIB.
Dua penumpang dalam helikopter nahas itu adalah paman dan keponakan. Yaitu Nur Harianto (46) dan Fransiskus Subihardayan, (22).
Keduanya sama-sama bekerja sebagai teknisi helikopter di PT Penerbangan Alam Semesta, Surabaya. “Rencananya mau ke Medan, karena pekerjaannya di bagian transportasi, teknisi pesawat,” kata Esti Maryanto, 48 bibi dari Fransiskus kepada Radar Jogja (Jawa Pos Group).
Menurutnya, pihak keluarga mengetahui kabar hilangnya paman dan keponakan itu dari televisi pada Minggu (11/10) siang. “Ibunya Frans tahu dari televisi kemarin, dia masih shocked (terguncang, red). Sementara ini belum ada yang menghubungi, baik dari pemerintah atau pihak perusahaan,” imbuhnya.
Esti mengungkapkan, Nur Harianto sekitar sepekan lalu baru berkunjung ke Tegal Boyan. Sedangkan sang keponakan terakhir kali pulang ke rumah kira-kira sebulan sebelumnya.
“Frans terakhir mungkin sebulan lalu. Kalau Mas Hari keluarganya di Surabaya,” ujarnya mengingat-ingat.
Fransiskus Subihardayan merupakan anak pasangan veteran almarhum Sunarto dan Sri Handayani. Ia menyelesaikan pendidikannya di STM Penerbangan Yogyakarta pada 2011 lalu.
Selanjutnya, selepas lulus ia pernah bekerja sebagai teknisi helikopter di Surabaya, Papua, Kalimantan hingga tiga bulan terakhir belakangan berada di Medan, Sumatera Utara.
Hingga kini tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian untuk mencari keberadaan dan kemungkinan korban selamat lainnya.
Sebelumnya, helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta tipe EC 130 hilang saat terbang dari pulau Samosir menuju Bandara Internasional Kuala Namu, di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Minggu 11 Oktober 2015. Helikopter itu diterbangkan oleh Kapten Teguh Mulyatno, Heri Poerwantono (teknisi), dan tiga orang penumpang yaitu Nurhayanto, Giyanto, dan Fransiskus. (rpg/jpnn)

Exit mobile version