JAKARTA, METRO–Sekretaris Jenderal Relawan Projo Handoko merespons laporan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu pemimpin terkorup di dunia. Ia mempersilakan pihak-pihak yang memiliki data dan fakta untuk membawa dugaan korupsi yang menyeret Jokowi ke ranah hukum.
“Silakan saja proses hukum jika memang ada data dan fakta. Jangan cuma sekadar omong-omong tanpa bukti,” kata Handoko kepada wartawan, Rabu (1/1).
Handoko menyebut, laporan OCCRP sebagai upaya framing jahat terhadap Jokowi dan Indonesia. Menurutnya, laporan itu tidak hanya merugikan nama baik Jokowi, tetapi juga mencederai martabat bangsa.
“Jangan buat framing jahat tanpa dasar. Penilaian seperti ini hanya mencerminkan bias dan tidak menghormati pendapat rakyat Indonesia yang jelas-jelas masih percaya pada Pak Jokowi,” ucap Handoko.
Ia menekankan, penilaian OCCRP keliru dan tidak mencerminkan realitas yang dirasakan rakyat Indonesia.
“Itu penilaian yang keliru. Yang mengetahui dan merasakan langsung adalah rakyat Indonesia. Tolok ukurnya jelas: hasil pembangunan, penegakan hukum, budaya politik baru, serta harapan masyarakat,” urai Handoko.
Ia menambahkan, hingga akhir masa jabatannya, Jokowi tetap mendapatkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi. Ia pun mengklaim, angka kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi mencapai 80 persen lebih.
“Masa pendapat rakyat Indonesia bisa diabaikan begitu saja?” ujarnya.
Handoko juga menyoroti bahwa semasa kepemimpinan Jokowi, berbagai kasus korupsi diusut, termasuk yang melibatkan pejabat tinggi, bahkan menteri dari partai pendukung pemerintah seperti PDI Perjuangan.
“Banyak menteri yang ditangkap saat Jokowi menjadi Presiden. Itu menunjukkan komitmen Pak Jokowi terhadap penegakan hukum,” cetusnya.
Sebelumnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) masuk ke dalam daftar finalis pemimpin dunia paling korupsi, versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Selain Jokowi, pemimpin dunia lainnya yang juga masuk nominasi pemimpin terkorup di antaranya, Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan pengusaha asal India Gautam Adani.
“Kami meminta nominasi dari para pembaca, jurnalis, juri Person of the Year, dan pihak lain dalam jaringan global OCCRP. Para finalis yang memperoleh suara terbanyak tahun ini adalah: Presiden Kenya William Ruto, Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Pengusaha India Gautam Adani,” demikian laporan OCCRP, dikutip Selasa (31/12).
Penerbit OCCRP Drew Sullivan menjelaskan, kejahatan korupsi merupakan bagian mendasar dari upaya merebut negara dan menjadikan pemerintahan otokratis berkuasa.
Ia menyebut, pemerintahan yang korup melanggar hak asasi manusia (HAM), memanipulasi pemilu, menjarah sumber daya alam, dan pada akhirnya menciptakan konflik akibat ketidakstabilan yang melekat pada diri mereka.
“Satu-satunya masa depan mereka adalah keruntuhan yang penuh kekerasan atau revolusi berdarah,” pungkasnya. (jpg)
Komentar