SOLO, METRO–Sebanyak 1.500 anggota eks Jamaah Islamiyah (JI) mendeklarasikan pembubaran organinasinya. Mereka juga mengikrarkan diri bakal setia kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Teriakan takbir saat menggema dalam Convention Hall Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah saat salah satu dari mereka memantik semangat.
Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Irjen Pol Sentot Prasetyo mengatakan, pembubaran JI tidak memakan waktu yang pendek. Pendekatan secara humanis lewat diskusi telah dilakukan sejak 2019 lalu.
“Ini baru pertama kali organisasi teror bubarkan diri atas kemauannya sendiri. Ini semua berkat strategi humanis secara konsisten yang diterapkan Polri dan BNPT,” kata Irjen Pol Sentot, di Solo, Sabtu (21/12).
Menurutnya, yang mampu menekan paham radikal tanpa kekerasan cuma Indonesia bukan negara lain. Ini merupakan langkah awal sebuah perubahan dalam hidup manusia, sebabnya negara harus hadir di tengah-tengah mereka. Perjalanan hidup seseorang bukan berasal dari masal lalu. Namun soal tekat memperbaiki masa depan.
“Mereka bukan lawan negara tapi bersama-sama membangun negara. Perjalanan hidup bukan dari masa lalu tapi soal tekat maju ke depan. Selama ini kita dengar JI telah siap kembali ke NKRI. Apakah negara telah siap menerima mereka? Acara ini merupakan jawabannya. Negara sangat bangga menerima JI,” tambah Irjen Pol Sentot.
Pada kesempatan itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit pun berterima kasih pada BNPT dan Densus 88 Antiteror yang dinilai telah bekerja keras merangkul mantan-mantan anggota Jl.
“Tentunya kami hari ini mewakili rekan-rekan semua, institusi Polri dan juga tentunya negara mengucapkan terima kasih, dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada kerja keras bersama dari teman-teman BNPT, Densus, dan kolaborasi yang sangat luar biasa dengan seluruh sahabat-sahabat eks Jamaah Islamiyah,” jelas Jenderal Sigit.
Menurut Jenderal Sigit, BNPT dan Densus 88 Antiteror telah 45 kali menggelar pertemuan bersama eks anggota JI. Atas upaya pendekatan tersebut, para mantan anggota JI bersedia kembali ke ideologi Pancasila.
“Yang telah bekerja keras hampir 45 kali melaksanakan kegiatan pertemuan dan saat itu muncul kesepakatan dan ikrar bersama untuk bersama-sama kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tentunya ini kabar yang sangat membahagiakan bagi kita semua,” ujar Jenderal Sigit.
Jenderal Sigit menuturkan, seluruh pihak menyambut kembalinya para mantan anggota Jl tersebut. Ia memandang, upaya merangkul mantan anggota Jl adalah bentuk kerja keras dalam membangun bangsa agar lebih baik. Kapolri pun mengungkapkan bahwa hal ini menggembirakan, terutama bagi aparat yang melakukan rangkaian pengamanan Hari Raya Natal 2024 dan tahun baru 2025.
“Terima kasih atas kerja keras, atas semangat bersama. Dan mari kita bersama-sama bekerja keras membangun bangsa untuk menjadi negara yang maju menuju visi Indonesia Emas 2045,” ungkap Kapolri. (*)