JAKARTA, METRO–Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Yandri Susanto, mengungkapkan bahwa program desa tematik sudah mulai dijalankan dan akan segera diperluas pada awal tahun 2025. Program ini bertujuan untuk mempercepat swasembada pangan dengan mengembangkan desa-desa yang fokus pada komoditas pangan tertentu, seperti cabai, tomat, melon, ikan nila, dan petelur.
Menurut Yandri, pada tanggal 15 Januari 2025, bertepatan dengan Hari Desa Nasional, program desa tematik akan resmi dimulai. “Insya Allah, kami akan kick-off desa tematik seperti desa cabai, desa tomat, desa melon, desa ikan nila, dan desa petelur. Kami akan memastikan produksi di desa ini terorganisir dengan baik agar tidak ada overload produksi atau kekurangan produksi,” ujarnya di Surabaya, Kamis (19/12) malam.
Dengan desa tematik, Kemendes berharap dapat menghasilkan bahan baku pangan yang cukup untuk mendukung program makan siang bergizi bagi masyarakat. Program ini bertujuan untuk menjadikan desa sebagai pusat ketahanan pangan nasional, bahkan dengan harapan desa bisa menjadi lumbung pangan dunia dalam waktu dekat.
Yandri juga menekankan bahwa dalam waktu setahun ke depan, Indonesia diharapkan tidak lagi mengimpor sejumlah komoditas pangan seperti garam, jagung, dan beras. “Seperti yang disampaikan Pak Menko Pangan, dalam waktu dekat kita tidak akan impor lagi. Semua kebutuhan tersebut harus bisa dipenuhi dari desa,” tegas Yandri.
Program desa tematik ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mewujudkan kemandirian pangan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa. Dengan pemanfaatan potensi lokal yang terencana dengan baik, desa-desa di Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. (jpc)