JAKARTA, METRO–Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq menyoroti perihal pernyataan penceramah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah yang mengolok-olok penjual es teh. Ia meminta Kementerian Agama (Kemenag) melakukan sertifikasi bagi seluruh juru dakwah di Indonesia agar materi dakwah tidak keluar dari nilai keagamaan.
Banyak masyarakat dan tokoh yang mengkritik sikap Gus Miftah yang juga menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu.
“Kasus penghinaan yang terjadi kepada tukang es oleh juru dakwah itu harus menjadi pembelajaran bagi kita. Kementerian Agama perlu melakukan sertifikasi juru dakwah,” kata Maman Imanulhaq kepada wartawan, Rabu (4/12).
Ia menyebut, pernyataan yang dilontarkan Miftah bukanlah cerminan dari seorang juru dakwah. Maman menyoroti beberapa hal terkait isu juru dakwah ini.
“Pertama, semua juru dakwah adalah orang, yang paling tidak, menguasai sumber-sumber nilai keagamaan baik itu Quran, Hadist dan juga sumber-sumber klasik,” terang Legislator dari Dapil Jawa Barat IX tersebut.
Maman mengatakan, ulama dianjurkan untuk memiliki tema-tema pokok dalam keagamaan pada setiap sumber ceramah. Ia juga menekankan, tidak boleh ada bahasa kotor maupun candaan yang mengolok-olok pihak lain saat berdakwah.
“Tema yang dibawakan juga harus merujuk sumber agama, misalnya soal kesederhanaam atau lainnya. Itu semua harus bersumber atas referensi keagamaan seperti di poin pertama,” tegas Maman.
Anggota Komisi di DPR yang memiliki ruang lingkup bidang agama dan sosial itu meminta Kemenag dan masyarakat untuk menjadi pengawas, apabila ada juru dakwah yang melanggar aturan. Menurutnya, jika juru dakwah tersebut melakukan pelanggaran, maka perlu ada surat teguran hingga sanksi.
Komentar