PADANG, METRO–Puluhan Mahasiswa dari Komite Komunikasi Muda (KKM) Sumatra Barat (Sumbar) bergabung dengan beberapa organisasi atau serikat mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi di depan Mapolda Sumbar, Jumat (29/11).
Aksi unjuk rasa mereka lakukan buntut dari kasus Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar yang menembak mati Kasatreskrim Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar yang diduga lantaran tak terima adanya penindakan tambang ilegal
Diketahui, peristiwa penembakan nahas itu terjadi di parkiran Polres Solok Selatan, Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, pada Jumat dinihari (22/11). AKP Dadang pun kini sudah dipecat dan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana.
Di depan Mapolda Sumbar, terlihat puluhan mahasiswa ini melakukan orasi di depan gerbang Kantor Polda Sumbar dengan membawa tulisan-tulisan berisi protes dan aspirasinya terkait tambang ilegal yang ada di Sumbar.
Selain itu, puluhan mahasiswa ini juga membakar ban tepat di depan kantor Polda Sumbar. Kegiatan Aksi unjuk rasa itu dimulai pada pukul 16.00 WIB. Terlihat puluhan personel Polisi mengawal aksi unjuk rasa itu. Sedangkan pagar gerbang Polda Sumbar ditutup.
Koordinator Umum dari Aksi KKM Sumbar, Taufiqul Hakim, mengatakan kegiatan ini terkait pengelolaan sumber daya alam yang ada di Sumbar. Namun, sumber daya alam ini dikelola dengan cara ilegal. Diduga pengelolaan tambang ilegal ini dikelola oleh oknum aparat yang ada di Sumbar. Dan, puncaknya terjadi peristiwa kejadian Polisi tembak Polisi di Kabupaten Solok Selatan.
Ia pun menduga adanya permainan yang dilakukan oleh oknum dengan meminta jatah dari hasil tambang tersebut. Akhirnya, terjadi penembakan yang membuat satu orang perwira kepolisian meninggal dunia akibat luka tembak.
“Hari ini kami melaksanakan dengan tuntutan agar Kapolda Sumbar mengusut tuntas kasus ini, agar tidak ada lagi oknum-oknum yang melakukan permainan tambang ilegal, bahkan menimbulkan pertumpahan darah,” ujar Taufiqul Hakim.
Ia menilai, kasus penembakan yang menghilangkan nyawa seorang perwira kepolisian ini terjadi akibat kelalaian dari Polda Sumbar. Maka dari itu, mahasiswa meminta irjen Pol Suharyono mundur dari jabatannya sebagai Kapolda Sumbar.
“Maka dari itu, jika tidak mampu untuk melaksanakan kewenangannya sebagai Kapolda dalam mengusut kasus ini, mohon untuk segera dicopot saja dari jabatannya. Kapolri agar mencopot Kapolda Sumbar, jika tidak mampu dalam menertibkan tambang ilegal dan oknum yang diduga terlibat di dalamnya. Itu pesan kami dari KKM Sumbar,” pungkasnya. (*)
Komentar