Kalaksa BPBD Kabupaten Solok, Irwan Effendi membenarkan peristiwa itu. Menurutnya, korban yang tertimbun longsor merupakan masyarakat yang mendulang emas secara manual di bekas galian tambang emas yang diduga ilegal.
“Lokasi tanah longsor berada pada lubang bekas galian tambang lama yang sudah ditinggalkan oleh penambang terdahulu. Kemudian ditambang secara manual oleh masyarakat,” kata Irwan Effendi.
Irwan menuturkan, akses ke lokasi kejadian cukup jauh dan medannya sangat sulit. Waktu tempuh juga cukup lama dari perkampungan yakni sekitar 4 sampai 5 jam dengan berjalan kaki. Tim telah bergerak ke lokasi dan masih mengumpulkan data pasti secara keseluruhan.
“Warga bersama tim sudah melakukan proses evakuasi secara manual sejak dini hari tadi. Dinkes Kabupaten Solok telah menurunkan 7 unit ambulans untuk membantu proses evakuasi dari titik akhir jalan ke pusat kesehatan terdekat,” ujarnya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, insiden tersebut terjadi setelah adanya hujan deras di kawasan tambang ilegal. Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok menyebutkan struktur tanah labil berkontribusi pada peristiwa itu. Titik terdampak berlokasi di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti.
“Lokasi kejadian sulit dijangkau oleh kendaraan. Kami mengimbau personel gabungan dan warga untuk berhati-hati dalam melakukan operasi di lapangan, khususnya longsor susulan atau kondisi tanah berlumpur,” tuturnya. (ped)














